DIY Punya 6 Bank Darah, Ini Tantangan yang Mesti Dihadapi

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah
DIY Punya 6 Bank Darah, Ini Tantangan yang Mesti Dihadapi
Ilustrasi transfusi darah. (Sumber: Shutterstock)

Sejumlah bank darah itu bisa memproduksi hingga 12.500 kantung darah per bulan.

Suara.com - Dengan populasi mencapai 3.720.912 orang, jumlah bank darah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini mencapai enam unit.

Keenam unit tersebut rata-rata dapat mengumpulkan sekitar 12.500 kantung darah per bulan dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan 74 rumah sakit.

Di sisi lain, layanan darah di Indonesia, termasuk Yogyakarta, memiliki berbagai kendala. Beberapa permasalahan yang dimaksud antara lain standardisasi yang seragam, tidak jaringan atau konsolidasi, keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan, serta pengelolaan limbah yang tidak optimal.

Semua itu bisa dikatakan menjadi penyebab masih luasnya kesenjangan layanan darah antardaerah. Hal ini tentu membutuhkan perhatian semua pihak.

Baca Juga: Harapan Sembuh Pasien Talasemia Mayor Hanya dengan Transplantasi Sel Punca Darah

"RSUP Dr Sardjito diangkat sebagai leader untuk transfusi darah yang secara peralatan dan sumber daya manusianya tercukupi," kata Dr. dr. Darwito, Sp.B(K)Onk, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dalam Workshop Blood Screening and Processing Centralization Through Development of ‘Center of Excellence’ di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa (4/2/2020).

RSUP Dr.Sardjito yang berlokasi di pusat Kota Jogja telah menjadi tempat rujukan utama sekaligus rumah sakit pendidikan yang terpercaya.

Direktur RSUP dr Sardjito, dr Darwito, dalam workshop (Suara.com/Rosiana)
Direktur RSUP dr Sardjito, dr Darwito, dalam workshop (Suara.com/Rosiana)

Disebutkan pula bahwa rumah sakit ini mempunyai peran strategis sebagai model nasional.

Dr.Sardjito Hospital Blood Center sendiri memiliki peran sebagai tempat rujukan (serologi), menjalankan teknologi Nucleic Acid Testing (NAT) dan bertindak sebagai pusat hemovigilanse sehingga membuka peluang untuk meningkatkan standar transfusi darah.

Menurut dr.Darwito, konsolidasi laboratorium darah dan layanan dengan membangun Pusat Unggulan mungkin bisa menjadi solusi untuk peningkatan standar.

Baca Juga: RSUP Dr Sardjito Proyek Senilai Rp 267 Miliar Garapan Hutama Karya Diresmikan Presiden Jokowi

Beberapa peluang pengembangan dimungkinkan mencakup bidang pelatihan serta layanan untuk transfusi, akreditasi pusat darah, sertifikasi GMP (CPOB), dan adanya pusat hemovigilance nasional.