Suara.com - Evakuasi 238 WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, terkait wabah virus corona, sudah dilakukan pemerintah Indonesia 3 hari lalu. Tapi, momen penyemprotan disinfektan kepada para WNI sesaat setelah turun dari pesawat masih menjadi perbincangan, bahkan menjadi viral di dunia maya.
Banyak netizen menganggap bahwa perlakuan tersebut tidak memiliki efek banyak, karena virus corona disebut-sebut tidak mempan dengan disinfektan.
Tapi, soal itu, Kemenkes melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Maworuntu, M.Kes, punya jawabannya. "Itu sudah SOP (standar operasi prosedur). Memang nggak, tapi disinfeksi itu kan penting, supaya kumannya mati, bukan mati virus corona," jelasnya ketika ditemui di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Deforestasi Picu Perpindahan Virus dari Hewan ke Manusia seperti di Wuhan
Di sisi lain, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, sebelumnya juga memastikan penyemprotan disinfektan itu hanyalah sebuah bagian dari protokol kesehatan, yang juga dalam pelaksanaannya diatur langsung oleh organisasi kesehatan dunia, WHO.
"Saya memahami memang ada terjadi kontroversi terkait itu, tapi itu adalah bagian dari protokol WHO. Memang dilakukan untuk orang, alat angkut, dan barang," tutur Anung beberapa hari lalu.
Sementara itu, Indonesia berhasil mengevakuasi 238 WNI dari Hubei, China. Terdapat 7 orang WNI yang batal dievakuasi, 4 di antaranya mengaku lebih kerasan di China, dan 3 lainnya tidak lolos tes skrining oleh pemerintah China karena mengalami demam atau sedang sakit.
Para WNI yang berhasil dievakuasi ini, sekarang sedang dalam tahap dilakukan observasi kesehatan selama 14 hari di Pangkalan Udara Militer Lanud Raden Sadjad Natuna, Kepulauan Riau. Observasi bertujuan untuk dilihat apakah memiliki gejala atau sakit yang berpotensi membawa virus.
Namun hingga hari ketiga observasi, keadaan seluruhnya dipastikan sehat dan tidak ada satupun yang memiliki gejala sakit yang tidak diharapkan.
Baca Juga: Menkes Terawan Berkantor di Natuna sampai Observasi WNI dari Wuhan Selesai