Sebuah Studi Mengungkap Perawat Lebih Tinggi Risiko Bunuh Diri

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 04 Februari 2020 | 10:47 WIB
Sebuah Studi Mengungkap Perawat Lebih Tinggi Risiko Bunuh Diri
ilustrasi dokter dan perawat [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas San Diego California dan UC San Diego Health, Departemen Keperawatan, telah menemukan bahwa perawat pria dan wanita berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri daripada populasi umum.

Dilansir dari Medical Express, hasil dari studi longitudinal ini diterbitkan dalam edisi online 3 Februari 2020 dari WORLDview on-Evidence Based-Nursing.

"Perawat wanita memiliki risiko yang lebih besar sejak 2005 dan laki-laki sejak 2011. Tanpa diduga, data tidak mencerminkan peningkatan dalam bunuh diri, tetapi perawat bunuh diri tidak tertangani selama bertahun-tahun," kata penulis senior Judy Davidson, DNP, RN, ilmuwan riset di UC San Diego.

Davidson dan koleganya menemukan bahwa tingkat bunuh diri perawat wanita dari 2005 hingga 2016 secara signifikan lebih tinggi (10 per 100.000) dibandingkan populasi wanita umum (7 per 100.000).

Baca Juga: Usut Tuntas Penyebab Virus Corona, WHO Terjunkan Tim Khusus ke China

Demikian pula, perawat laki-laki (33 per 100.000) lebih tinggi daripada populasi laki-laki pada umumnya (27 per 100.000) untuk periode yang sama.

Perawatan rumah sakit di rumah. (Shutterstock)
Perawatan rumah sakit di rumah. (Shutterstock)

Opioid dan benzodiazepin adalah metode bunuh diri yang paling umum digunakan pada wanita, menunjukkan perlunya lebih lanjut mendukung perawat dengan manajemen nyeri dan masalah kesehatan mental.

"Penggunaan senjata api paling umum pada perawat pria, dan meningkat pada perawat wanita. Mengingat hasil ini, program pencegahan bunuh diri diperlukan," kata rekan penulis Sidney Zisook, MD, profesor psikiatri, UC San Diego School of Medicine.

"Sudah waktunya untuk mengambil tindakan mendesak untuk melindungi tenaga kerja keperawatan kami. Program Healer Education Assessment and Referral (HEAR) siap untuk direplikasi di tingkat nasional untuk mengatasi risiko yang baru dikenal di kalangan perawat," kata Davidson.

"Program HEAR dapat dilengkapi dengan pengembangan keterampilan ketahanan terapi berbasis kognitif yang teruji untuk efek maksimal," lanjutnya.

Baca Juga: China Peringatkan AS Soal Wabah Virus Corona

HEAR menyediakan pendidikan tentang faktor-faktor risiko dan penyaringan proaktif yang berfokus pada mengidentifikasi, mendukung dan merujuk dokter untuk depresi yang tidak diobati dan/atau risiko bunuh diri. HEAR telah diakui sebagai praktik terbaik dalam pencegahan bunuh diri oleh American Medical Association.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI