Jumlah Pasien Virus Corona Meningkat, Kemenkes Duga Ini Penyebabnya

Senin, 03 Februari 2020 | 15:29 WIB
Jumlah Pasien Virus Corona Meningkat, Kemenkes Duga Ini Penyebabnya
Ilustrasi paru-paru yang terinfeksi virus corona wuhan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah Pasien Virus Corona Meningkat, Kemenkes Duga Ini Penyebabnya

Jumlah pasien yang sakit karena terinfeksi virus corona terus meningkat. Hingga Senin (3/2) tercatat sekitar 17 ribu lebih kasus pesakitan akibat infeksi virus corona 2019-nCoV di seluruh dunia.

Dirjen P2P, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan, meningkatnya kasus penularan virus corona diduga karena intensitas kontak dekat yang terjadi antara orang tertular dengan orang lain.

Ia juga memaparkan bagaimana 3 jenis kontak dekat yang diduga menjadi penularan virus. "Sampai saat ini sebagaimana yang saya sampaikan. Kita masih mendapatkan informasi bahwa penularannya masih menggunakan close contact (kontak dekat)," kata Anung di Gedung Kemenkes, Senin, (3/2/2020).

Baca Juga: Tangkal Hoaks Virus Corona, Kominfo Pertimbangkan Gunakan SMS

Ia menuturkan, tiga kontak dekat tersebut bisa melalui droplets (percikan cairan), airborne (udara) dan mukosa (sentuhan kulit, misalnya pada lubang hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan pada anus).

"Kontak dekat ini masih ada banyak versi. Melalui droplets atau percikan, lalu kedua melalui airborne tapi ini juga belum terkonfirmasi 100 persen. Lalu ada yang mengatakan kontak mukosa," lanjutnya.

Kontak mukosa, papar Anung, bisa terjadi misalkan seseorang yang terinfeksi virus corona, menggaruk matanya lalu bersalaman dengan orang lain menggunakan tangan yang sama.

Saat itulah virus tertransfer ke tangan orang lain. Orang lain tersebut, pada akhirnya menggaruk mata atau makan dengan tangan yang sama yang digunakan untuk bersalaman dengan pasien virus corona tanpa dibersihkan terlebih dahulu.

Selain itu, Anung juga mengatakan bahwa di luar sana, banyak ilmuwan mengatakan bahwa virus corona ini telah bermutasi hingga membuatnya lebih mudah menyebar dan menginfeksi manusia.

Baca Juga: Virus Corona Merebak, Pedagang Kelelawar di Semarang Sepi Pembeli

"Jadi peningkatan yang cukup besar ini banyak yang masih memperkirakan karena perubahan virulensi. Virus di Wuhan ini pada awalnya tidak terlalu ganas. Tapi setelah masuk ke orang menjadi lebih ganas dan sekarang lebih cepat menularkan ke orang lain. Jadi diduga, ada mutasi yang sangat cepat dari virus ini. Ini mirip, saya bilang mirip seperti kasus H2NI (flu babi) pada saat-saat awal," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI