Suara.com - Kabar duka dari Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Sang pengasuh Ponpes, Solahuddin Wahid alias Gus Sholah, mengembuskan napas terakhir pada Minggu (2/2/2020).
Kabar duka tersebut diinformasikan langsung oleh putra almarhum, Irfan Wahid alias Ipang Wahid, melalui akun Twitter pribadinya.
"Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20.55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu..." tulis Ipang.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Gus Sholah diketahui mengalami masalah gangguan irama jantung atau aritmia.
Baca Juga: Sebelum Olahraga, Jangan Lupa Cek Denyut Jantung
Tim dokter tempat Gus Sholah dirawat lalu melakukan operasi ablasi untuk memperbaiki irama denyut jantung lelaki kelahiran 11 September 1942 tersebut.
Lalu, apa itu aritmia dan bagaimana tanda-tandanya? Dilansir Suara.com dari Hellosehat, aritmia adalah gangguan irama detak jantung yang tidak teratur, bisa terlalu cepat, lambat, atau bergantian tidak beraturan.
Pada kebanyakan kasus, aritmia tidak berbahaya. Terutama bagi mereka yang baru saja melakukan olahraga, terjadi karena stres atau dipicu konsumsi kafein.
Tapi di sisi lain, aritmia juga bisa menandakan gejala penyakit serius mengancam jiwa seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, hingga penyakit arteri koroner.
Beberapa gejala aritmia di antaranya adalah jantung berdebar lebih cepat, pusing, sesak napas, dada terasa nyeri atau tertekan, tubuh terasa sangat lemah dan lelah, hingga pingsan.
Baca Juga: Aritmia, Sensasi Tidak Menyenangkan dari Denyut Jantung
Menurut Indonesia Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS), aritmia dibedakan dalam dua kelompok yaitu bradiaritmia yang merupakan laju jantung terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit) dan takiaritmia yang merupakan laju jantung terlalu cepat yakni lebih dari 100 kali per menit.