Suara.com - Sejak merebaknya wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV), pakar kesehatan mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh untuk mencegah tertular virus penyebab masalah pernapasan ini.
Dua saran yang diberikan adalah mencuci tangan menggunakan sabun serta menggunakan masker secara benar.
Sebenarnya, mencuci tangan adalah bentuk perlindungan diri terhadap segala jenis patogen, entah itu bakteri atau virus.
Namun, jika kita tidak sedang berada di dekat tempat cuci tangan, mungkin hand sanitizer adalah pilihan kita, bukan? Apakah pembersih tangan ini tetap bisa melindungi dari virus secara umum?
Baca Juga: Jangan Pakai Hand Sanitizer, Tingkatkan Risiko Osteoporosis pada Wanita
"Cara terbaik sebenarnya adalah mencuci tangan dengan sabun dan air," jelas Dr Kalisvar Marimuthu, konsultan penyakit menular senior di National Center for Infectious Diseases (NCID).
Sabun dan air dapat mengurangi jumlah semua jenis kuman di tangan. Jadi, seringlah mencuci tangan untuk menjaganya tetap bersih.
Namun, jika Anda tidak memiliki akses ke sabun dan air, maka hand sanitizer, dengan setidaknya 60 persen kandungan alkohol, adalah alternatif yang baik, kata Dr Marimuthu kepada Straits Times.
Agar efektif, Anda harus menggunakannya secara cukup untuk melindungi tangan. Gosoklah pada tangan setidaknya sekitar 20 detik dan biarkan hingga kering secara alami, bukannya dilap.
Hand sanitizer dengan kandungan alkohol 60 hingga 95 persen dapat membersihkan tangan jauh lebih baik daripada produk yang alkoholnya rendah atau tidak ada alkohol sama sekali, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Baca Juga: Temuan Studi: Bakteri Kian Kebal, Hand Sanitizer Jadi Tak Efektif
Namun, CDC juga menekankan bahwa sabun dan air adalah cara terbaik melindungi tangan, karena hand sanitizer tidak menghilangkan semua jenis kuman.
Sedangkan tisu basah antiseptik, kata Dr Marimuthu, hanya dapat digunakan untuk membersihkan permukaan di lingkungan sekitar, permukaan meja misalnya, dan bukan untuk tangan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Queen Mary University of London pun, dalam beberapa kasus tisu basah antiseptik justru dapat menyebarkan kuman daripada menghilangkannya.