Dikira Stroke, Penumpang Pesawat Ini Ternyata Alami Kondisi Khas

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 29 Januari 2020 | 16:44 WIB
Dikira Stroke, Penumpang Pesawat Ini Ternyata Alami Kondisi Khas
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter baru saja berbagi kisah tentang penumpang pesawat yang mengalami stroke. Namun rupanya, penumpang tersebut hanya mengalami kondisi biasa yang tidak perlu dikhawatirkan.

Dilansir dari Live Science, dr. Alan Hunter sedang berada di pesawat. Saat itu pramugari menginformasikan kondisi darurat di mana ada seorang penumpang pesawat yang diduga mengalami stroke.

Dr. Alan pun memeriksanya. Meski terlihat wajahnya terkulai di satu sisi, dr. Alan mengatakan bahwa penumpang tersebut tidak mengalami stroke.

Sebaliknya, penumpang itu memiliki kondisi sementara yang tidak biasa namun khas, yang merupakan akibat dari perubahan tekanan di pesawat. Karena itu, tidak diperlukan pendaratan darurat dan dengan bantuan Hunter, pasien segera merasa baik-baik saja.

Baca Juga: Jangan Ragu Memulai, Lari Maraton Perdana Bisa Turunkan Risiko Stroke

Alan Hunter yang merupakan seorang dokter penyakit dalam di Oregon Health & Science University, mengatakan dia belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya. Untuk memberi tahu dokter lain tentang kondisi ini, dr. Alan menggambarkan kasus itu dalam laporan yang diterbitkan Senin (27 Januari) dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Ilustrasi penumpang pesawat. (Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi penumpang pesawat. (Pixabay/StockSnap)

Ketika wajah orang terkulai di satu sisi selama stroke, biasanya bagian atas atau bawah wajah terpengaruh. Dalam hal ini, seluruh sisi kanan wajah pasien terkulai. Dan pasien itu muda dan tampak sehat, membuat stroke lebih kecil kemungkinannya, kata dr. Alan. Pasien juga menyebutkan bahwa dia baru saja sembuh dari flu.

"Pada akhirnya, itu masuk akal bahwa itu adalah fenomena yang berhubungan dengan tekanan daripada stroke," kata dr. Alan Hunter.

"Jika Anda terbang, Anda mungkin tahu perasaan itu: telinga Anda mulai terasa penuh dan bahkan mungkin meletus ketika pesawat naik ke udara. Ini terjadi karena saat pesawat naik, tekanan atmosfer dan tekanan di kabin turun, sementara tekanan di dalam telinga Anda tetap sama, membuat tekanan telinga Anda relatif tinggi," jelasnya.

"Kanal yang disebut tuba eustachius menghubungkan telinga tengah ke belakang tenggorokan, menyeimbangkan tekanan telinga dengan lingkungan. Jika tabung ditutup atau diblokir, ini tidak dapat terjadi. Menelan adalah salah satu cara untuk memaksa membuka tabung," kata dr. Alan lagi.

Baca Juga: Chris Pattikawa Meninggal karena Sakit Jantung dan Stroke

Ilustrasi pesawat mendarat (Pixabay/dirkvermeylen)
Ilustrasi pesawat mendarat (Pixabay/dirkvermeylen)

Karena Hunter curiga bahwa gejala-gejala pasien mungkin disebabkan oleh tabung eustachius yang tersumbat, ia meminta pasien menelan beberapa kali. Dia juga memberi pasien oksigen ekstra . Dalam beberapa menit, pasien kembali normal.

Pada saat itu, Hunter tidak tahu persis kondisi apa yang baru saja ia rawat. Tetapi setelah turun dari pesawat, ia melakukan penelitian dan menemukan sesuatu yang disebut facial barotrauma, suatu kondisi yang tampaknya sesuai dengan kasus tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI