Berhenti Mengonsumsi Satwa Liar! Pakar Sebut Ada 1,7 Juta Virus Mengancam

Selasa, 28 Januari 2020 | 17:36 WIB
Berhenti Mengonsumsi Satwa Liar! Pakar Sebut Ada 1,7 Juta Virus Mengancam
Hewan penular penyakit berbahaya. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona yang ditemukan di Hubei, Wuhan, diyakini berasal dari satwa liar yang dijual secara ilegal di pasar ikan kota tersebut.

Pada 2002 silam, wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang juga disebabkan oleh virus corona ditemukan pada manusia yang mengonsumsi kelelawar dan musang.

Tetapi 17 tahun kemudian tidak banyak yang berubah. Praktik mengonsumsi satwa liar ini bisa berbahaya bagi kita karena adanya risiko yang semakin besar terhadap kesehatan manusia.

Dikutip World of Buzz, presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, sebuah LSM global yang berfokus pada pencegahan penyakit menular, mengatakan bahwa kita semakin dekat dengan virus hewan yang dapat menyebar secara cepat di dunia.

Baca Juga: Warga China Terduga Corona di RS Hasan Sadikin Bandung Membaik

Daszak merupakan bagian dari Global Virome Project, dan ia menjelaskan bahwa ada 1,7 juta virus yang belum ditemukan di alam liar.

Ia juga menambahkan, sekitar setengah dari virus ini berpotensi berbahaya bagi manusia dan mungkin ada lima patogen yang ditularkan melalui hewan yang dapat menginfeksi manusia setiap tahunnya. Jumlahnya ada sekitar 850 virus yang berbahaya.

Video wanita makan sup kelelawar viral dan dikaitkan dengan virus corona (Douyin / 77maggie77)
Video wanita makan sup kelelawar viral dan dikaitkan dengan virus corona (Douyin / 77maggie77)

"Pandemi akan terjadi lebih sering. Kita semakin sering berkontak dengan hewan yang membawa virus," katanya lebih lanjut.

Ilmuwan lain pun mengatakan hal yang sama, karena semakin banyak virus yang menjadikan hewan sebagai perantara ke manusia.

Para ilmuwan menambahkan, kita dapat menduga lebih dari 60% penyakit menular baru akan muncul dan menular kepada kita melalui hewan.

Baca Juga: Wabah Virus Corona, Ibu Hamil 9 Bulan Minta Dievakuasi dari China

“Demi masa depan spesies liar ini, dan untuk kesehatan manusia, kita perlu mengurangi konsumsi hewan liar ini. Tapi, 17 tahun (dari SARS), tampaknya itu belum terjadi,” ujar Diana Bell, seorang ahli biologi penyakit dan konservasi satwa liar di Universitas East Anglia yang telah mempelajari SARS, Ebola dan patogen lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI