Benarkah Punya Diabetes Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona?

Selasa, 28 Januari 2020 | 06:00 WIB
Benarkah Punya Diabetes Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona?
Ilustrasi diabetes. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Benarkah Punya Diabetes Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona?

Virus corona semakin menjadi setelah menginfeksi lebih dari 1900 orang di Wuhan, China. Tidak kurang dari 6 negara juga ikut terjangkit seperti Amerika, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Prancis.

Akademisi dan Praktisi Klinis, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengungkapkan fakta berdasarkan laporan peneliti China, yang dipublikasi melalui The Lancet beberapa waktu lalu. Dalam laporan disebutkan jika risiko virus corona kemungkinan lebih tinggi bagi mereka yang miliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, dan liver kronis.

"Sekitar 31 persen mempunyai penyakit penyerta antara lain hipertensi, DM, penyakit paru kronis, penyakit liver kronis dan 1 pasien dengan keganasan. Jadi bisa disampaikan pasien dengan penyakit penyerta menjadi berisiko terinfeksi oleh virus ini," ujar Prof. Ari melalui rilisnya kepada Suara.com, Senin (27/1/2020).

Selain itu temuan yang didapatkan, meski kini corona bisa menjangkit anak-anak. Namun dari temuan awal-awal penyebaran corona tidak ada yang menjangkit anak-anak. Sebagian didominasi umur dewasa dan lansia.

Baca Juga: WNI di China: Benar, Ada yang Tiba-tiba Jatuh Pingsan karena Virus Corona

"Laporan dari 41 kasus (corona) ini 30 pasien atau 73 persen laki-laki. Hampir 50 persen dari pasien berumur 25 hingga 49 tahun dan 34 persen berumur 50 hingga 64 tahun. Yang menarik tidak ada anak-anak atau remaja yang dilaporkan dari 41 pasien ini," ungkapnya.

Mereka yang positif corona baru, akan mendapat beragam pemeriksaan ketat di laboratorium dari pemeriksaan darah, sistem kekentalan darah, tes biokimia seperti fungsi hati dan ginjal, LDH, elektrolit.

Spesimen dari saluran pernafasan antara lain dari swab nasal, faring, cairan lavase bronkoalveolar, sputum, aspirasi bronkial untuk melihat virus-virus yang ada seperti virus influenza, flu burung, adenovirus, virus parainfluenza, virus SARS dan MersCoV menggunakan RT-PCR.

Bersyukur, di Indonesia sendiri hingga kini belum ada yang didapati positif virus corona. Gejala yang diantisipasi lebih oleh pemerintah ialah, mereka yang mengalami gejala pneumonia seperti batuk, pilek, demam, sesak napas dan bersin setelah pulang dari China akan segera diisolasi untuk dapat penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Virus Corona Disebar Lewat HP Xiaomi?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI