Mahasiswa UGM Buat Detektor Dini Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 27 Januari 2020 | 13:04 WIB
Mahasiswa UGM Buat Detektor Dini Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes
Regita Rahma Maharatri dan Ilham Fazri meraih gold medal di ISTEC 2020. (Dok. UGM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi. Tim yang beranggotakan 2 mahasiswa Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) meraih medali emas pada International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2020, 13-16 Januari 2020.

Acara yang dihelat di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Jawa Barat ini merupakan kompetisi internasional dalam sains, teknologi dan teknik yang diikuti 338 peserta yang terbagi dalam 174 tim dari 14 negara.

Dalam kompetisi yang diselenggarakan Bandung Creative Society berkolaborasi dengan Indonesian Young Scientist Association ini, tim mahasiswa UGM yang beranggotakan Regita Rahma Maharatri (Ilmu Keperawatan FK-KMKk) dan Ilham Fazri (Elins FMIPA) sukses memeroleh medali emas dari kategori teknologi.

Regita dan Ilham mengajukan inovasi berupa Smart Portable Peripheral Neuropathy Diabeticum Screening Tool atau Spherotec.

Baca Juga: Haruskah Suntik Insulin pada Penderita Diabetes Tipe-1?

Dilansir dari Harian Jogja, Spherotec merupakan perangkat portabel yang terdiri dari berbagai sensor yang terhubung dengan aplikasi smartphone untuk mendeteksi neuropati perifer secara dini pada penderita diabetes melitus.

Selanjutnya, lewat aplikasi tersebut akan diklasifikasikan tingkat risikonya dari 0-3 sesuai dengan data International Diabetes Federation (IDF).

Regita Rahma Maharatri dan Ilham Fazri meraih gold medal di ISTEC 2020. (Dok. UGM)
Regita Rahma Maharatri dan Ilham Fazri meraih gold medal di ISTEC 2020. (Dok. UGM)

Mereka menjelaskan ide pengembangan perangkat ini berawal dari kegelisahan akan tingginya jumlah penderita diabetes yang terus meningkat setiap tahunnya.

Data IDF mencatat saat ini terdapat 463 juta orang hidup dengan diabetes dan diprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 51 persen pada tahun 2045.

"Diabetic Peripheral Neuropathy merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai pada penderita diabetes. Jika tidak dilakukan pemeriksaan secara dini, neuropati perifer ini akan berkembang menjadi ulkus kaki dan dapat mengarah ke lower extremity amputation," paparnya, seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Baca Juga: Benarkah Mutih jadi Cara Orang Zaman Dulu Cegah Diabetes?

Selain itu, dalam Spherotec juga disematkan fitur edukasi sesuai dengan tingkat risiko yang diperoleh untuk mencegah risiko menjadi semakin lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI