Cek Fakta: Benarkah Jaga Tenggorokan Tetap Lembap Bisa Cegah Virus Corona?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 27 Januari 2020 | 11:43 WIB
Cek Fakta: Benarkah Jaga Tenggorokan Tetap Lembap Bisa Cegah Virus Corona?
Benarkah minum air untuk menjaga tenggorokan tetap lembap bisa mencegah virus corona? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cek Fakta: Benarkah Jaga Tenggorokan Tetap Lembap Bisa Cegah Virus Corona?

Virus corona Wuhan sudah menginfeksi lebih dari 2.000 orang, dengan 80 di antaranya meninggal dunia. Selain China, virus corona baru atau 2019-nCoV ini juga terdeteksi di 14 negara lainnya.

Di Indonesia, beredar pesan broadcast yang menyebut virus corona bisa dicegah dengan rutin minum air putih dan menjaga tenggorokan tetap lembap. Benarkah demikian?

Berikut bunyi pesan broadcast tersebut:

Baca Juga: Menkes Tegaskan Tak Ada Penderita Virus Corona di Indonesia

Pemberitahuan Kementerian Kesehatan kepada publik bahwa virus Corona influenza kali ini serius. Metode pencegahannya adalah menjaga tenggorokan tetap lembab, jangan sampai tenggorokan Anda mengering. Dengan demikian jangan menahan dahaga Anda karena begitu membran di tenggorokan Anda kering, virus akan menyerang ke dalam tubuh Anda dalam waktu 10 menit. Minumlah 50-80 cc air hangat, 30-50 cc untuk anak-anak, sesuai umur.
Setiap kali Anda merasa tenggorokan Anda kering, jangan menunggu, simpan air di tangan.
Jangan minum banyak pada satu waktu karena itu tidak membantu, alih-alih terus menjaga kelembapan tenggorokan. Hingga akhir Maret, jangan pergi ke tempat-tempat ramai, memakai masker yang diperlukan terutama di kereta atau transportasi umum.
Hindari makanan yang di goreng atau pedas dan tambahkan vitamin C.

Gejala / deskripsi adalah :

1. Demam tinggi berulang-ulang.
2. Batuk lama setelah demam.
3. Anak-anak cenderung.
4. Orang dewasa biasanya merasa tidak nyaman, sakit kepala dan sebagian besar berhubungan dengan pernapasan.
5. Sangat menular.

Semoga bermanfaat.

Suara.com pun mengonfirmasi kebenaran kabar ini kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr Anung Sugihantono, MKes, mengatakan pesan tersebut bukan dikeluarkan oleh Kemenkes.

Baca Juga: Virus Corona Wuhan: Ancaman dari Pasar Ikan yang Bahayakan Kesehatan Dunia?

"Tidak ada release dari Kemkes dengan narasi seperti itu," tegas Anung saat dihubungi, Senin (27/1/2020).

Sementara itu penelusuran Suara.com menemukan bahwa versi bahasa Inggris pesan ini sudah dinyatakan sebagai hoaks atau berita palsu oleh Kementerian Kesehatan Singapura. Laman Straitstimes menulis pesan ini menyebar seiring meningkatnya kasus influenza di negara tersebut pada bulan Desember dan Januari.

Dalam pernyataannya, Kemenkes Singapura menyebut menjaga tenggorokan tetap lembap bukan langkah mencegah influenza.

"Tidak ada hubungan tenggorokan kering dengan influenza," tulisnya.

Kabar yang menyebut virus corona bisa dicegah dengan menjaga tenggorokan tetap lembap terbukti Hoaks alias tidak benar. (Dok. Suara.com)
Kabar yang menyebut virus corona bisa dicegah dengan menjaga tenggorokan tetap lembap terbukti Hoaks alias tidak benar. (Dok. Suara.com)

Pun terkait dengan langkah pencegahan virus corona lainnya seperti jangan mengonsumsi makanan pedas dan menghindari tempat ramai hingga bulan Maret. Dalam pernyataannya kepada wartawan, Ikatan Dokter Indonesia memberikan tips untuk mencegah infeksi virus corona, antara lain:

  • Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun atau sanitizer alkohol 70 persen
  • Menutup mulut dan hidung dengan tisu kerikat bersin atau batuk
  • Hindari kontak dengan orang yang sakit infeksi saluran napas
  • Istirahat optimal dan memeriksakan diri ke layanan kesehatan jika sakit

Kesimpulan: Hoaks

Memenuhi kebutuhan air minum merupakan langkah gaya hidup sehat yang bisa mengurangi risiko terserang penyakit. Namun ini tidak ada hubungannya dengan pencegahan virus corona yang ditularkan lewat udara.

Gejala virus corona meliputi batuk yang tak sembuh dengan pengobatan normal, demam yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba, sesak hingga kesulitan bernapas, dan memiliki riwayat perjalanan, kontak dengan pasien terinfeksi, atau tinggal di China dalam waktu 14 hari ke belakang.

Jika Anda mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI