Ilmuwan Mengatakan Virus Corona Sangat Mungkin Menyebar Melalui Mata

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Minggu, 26 Januari 2020 | 13:16 WIB
Ilmuwan Mengatakan Virus Corona Sangat Mungkin Menyebar Melalui Mata
Ilustrasi mata. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran virus corona bergerak masif dan cepat. Seperti yang sudah dilaporkan, virus ini dapat menyebar antar-manusia melalui udara, bahkan mata.

Seperti dilansir dari Daily Mail, dr. Wang Guangfa di China khawatir dia mungkin tertular infeksi karena tidak memakai kacamata pelindung.

Dr. Guangfa mengepalai departemen kedokteran paru di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking Beijing. Dia adalah bagian dari tim ahli yang awal bulan ini mengunjungi Wuhan, tempat virus pertama kali muncul.

Pakar terkemuka mengonfirmasi bahwa itu 'sangat mungkin'. Sebab virus dapat masuk ke mata, lewat sentuhan, bersin dan batuk yang menempel di tubuh dan akhirnya merembet ke mata.

Baca Juga: Heboh Wabah Virus Corona, Ratusan Turis China Plesiran ke Sumbar Hari Ini

"Jika Anda memiliki tetesan bersin, itu akan masuk dari hidung ke mata Anda. Mata Anda terhubung ke hidung Anda melalui saluran lakrimal," kata Paul Kellam, profesor genomik virus di Imperial College London.

'Jika Anda menderita alergi dan jika mata Anda mengering, maka hidung Anda juga. Atau jika Anda menaruh obat di mata Anda, Anda akan merasakan di bagian belakang tenggorokan Anda.

Ilustrasi wabah virus corona (coronavirus). (Shutterstock)
Ilustrasi wabah virus corona (coronavirus). (Shutterstock)

"Tidak biasa flu dan virus lain ditularkan dengan cara ini. Anda juga bisa mendapatkan infeksi pernapasan melalui mata," tambahnya.

Profesor Kellam mengatakan karena alasan inilah petugas layanan kesehatan harus mengenakan pelindung mata.

Sebab masker bedah yang efektif melindungi mulut dan hidung tidak akan bekerja melindungi mata.

Baca Juga: Kabar Terkini Virus Corona: Korban Tewas 52 Orang, 3 Dokter Terjangkit

Dr. Michael Head, peneliti senior bidang kesehatan global di University of Southampton, mendukung pernyataan Profesor Kellam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI