Suara.com - Semakin ke sini, semakin banyak orang yang khawatir dengan penyebaran virus corona yang berawal dari Wuhan, China. Oleh sebabnya, semua orang mencoba mengambil tindakan pencegahan agar tetap aman.
Dalam kondisi seperti ini, orang yang benar-benar dibutuhkan adalah para pekerja medis yang dapat menangani penyakit ini. Namun, ternyata tidak semua pasien dapat menghormati dan menghargai mereka sebagaimana mestinya.
Dilansir dari World of Buzz, ada seorang warganet asal China yang membagikan tangkapan layar berisi percakapan dirinya dengan seorang teman yang bekerja di rumah sakit.
Temannya yang menjadi staf medis ini mengatakan pada temannya bahwa ia pernah menjumpai seorang pasien yang memiliki gejala demam. Untuk mencegah penularan, ia pun memberikan masker pada pasien tersebut.
Baca Juga: Virus Corona Muncul di Wuhan, Game Wabah Pemusnah Manusia Laris di China
Dia berkata pada sang pasien, "Ada banyak orang di rumah sakit. Karena Anda sakit dan sistem kekebalan tubuh Anda sedang lemah, jadi ini masker untuk Anda kenakan agar tidak sakit."
Tiba-tiba pria tersebut marah sambil menjawab, "Aku sudah sakit, apa gunanya memakai masker sekarang?"
Seolah tidak cukup, pasien tersebut bangkit dari duduknya dan melepas masker sang staf medis tersebut. Tak hanya itu, sang pasien sampai meludahi wajah si petugas.
"Jika aku tidak bisa hidup, maka kalian juga harus mati bersamaku," ujar sang pasien.
Setelah ditenangkan, diyakini pria tersebut marah karena ada kekurangan sumber daya medis.
Baca Juga: 4 Kasus Diduga Virus Corona di Malaysia Terbukti Negatif
Di sisi lain, staf medis tersebut mengatakan itu pertama kalinya ia menangis dan tidak bisa pulang karena harus dikarantina di rumah sakit.
Hal ini juga terjadi pada seorang dokter di Wuhan. Dia mendapati keluarga pasien marah dan merobek pakaian pelindungnya.
"Mengapa kau memakai alat pelindung? Jika aku akan mati, maka kita semua akan mati bersama!" teriak mereka pada sang dokter.
Warganet pun kesal ketika mengetahui kisah yang beredar di media sosial ini dan mengkritik pasien yang tidak bisa berterima kasih tersebut.