Beda Gejala dan Penularannya, Ini Perbedaan Virus Corona dengan SARS

Kamis, 23 Januari 2020 | 19:15 WIB
Beda Gejala dan Penularannya, Ini Perbedaan Virus Corona dengan SARS
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beda Gejala dan Penularannya, Ini Perbedaan Virus Corona dengan SARS

Menjadi isu yang menarik perhatian dunia, wabah pneumonia di Wuhan, China, yang dipicu virus corono membuat Indonesia juga ikut was-was.

Awalnya, para ahli mengira bahwa tipe baru coronavirus ini memiliki kemiripan yang cukup tinggi dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata ada beberapa perbedaan di antara keduanya.

Simak ulasan lengkap di bawah ini mengenai virus corona dan SARS.

1. Asal Mula Kemunculan Virus

Virus corona mulai menyerang ratusan warga di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Gejala yang muncul pun hampir mirip dengan pneumonia, yaitu sesak napas, demam, dan batuk.

Dilansir dari Hello Sehat, menurut laporan dari World Health Organization (WHO), per tanggal 22 Januari 2020, ada lebih dari 400 orang yang terjangkit virus di beberapa negara berikut:

China
Jepang
Republik Korea Selatan
Thailand
Amerika Serikat

Dari laporan tersebut, terdapat 17 korban yang meninggal dunia. Semua korban yang meninggal dunia berasal dari China.

Baca Juga: Kesal Ditanya Virus Corona, Dirut BRI: Itu Radang Tenggorokan Biasa

Sedangkan untuk SARS, kasus pertama kali terjadi akhir tahun 2002 di provinsi Guangdong, China. Hampir mirip dengan kasus virus corona, dunia telat merespons penyebaran virus ini. Pemerintah China sempat menunda informasi soal virus sebelum akhirnya melaporkan SARS kepada WHO dengan jumlah 305 korban terjangkit dan 5 di antaranya meninggal dunia.

Wabah SARS kemudian menyebar secara global pada Juli 2003. Saat itu, SARS sudah menyebar ke 29 negara dan berdasarkan versi CDC, terdapat 8.096 terjangkit SARS dan 774 di antaranya meninggal dunia.

Tahun 2004, wabah SARS mulai berkurang dan perlahan hilang. Pemerintah dari negara-negara tersebut saling membagikan informasi medis untuk mengendalikan dan memberantas virus ini.

2. Penyebaran Virus

Sebenarnya, baik Novel coronavirus dan SARS memiliki kesamaan yaitu berasal dari binatang. Virus corona merebak di pasar ikan, SARS dilaporkan berasal dari musang sawit di China bagian selatan. Namun, pada akhirnya kedua virus ini baik SARS maupun virus corona menyebar antar manusia.

Sejauh ini, virus corona dilaporkan sudah bisa menular antarmanusia dengan cepat. Buktinya, lebih dari 400 orang terjangkit, meski tidak bersentuhan langsung dengan hewan atau ikan di Wuhan, China. Namun, CDC menyebut, belum diketahui pasti proses penularannya, apakah mirip dengan SARS atau tidak.

Untuk SARS, proses penularannya dipastikan melalui kedekatan antar-penderita. Bisa melalui air liur dari saluran pernapasan yang keluar ketika batuk atau bersin atau berdekatan dengan korban, yaitu sekitar 80-90 cm. Bahkan, virus yang satu ini juga dapat menyebar melalui permukaan atau benda yang disentuh oleh pasien SARS atau terkontaminasi dengan air liur mereka.

3. Tingkat Risiko

Tahukah Anda bahwa ternyata Novel Coronavirus terbilang lebih ringan daripada SARS? Menurut Department of Health di Australia, gejala virus corona hampir mirip dengan masalah pernapasan, seperti:

demam
batuk
sesak napas
irama pernapasan lebih cepat
sakit tenggorokan
pilek atau hidung meler

Selain itu, risiko kematian virus corona pun masih terbilang rendah. Maka itu, sekitar 25 dari 200 pasien awal yang terinfeksi akhirnya dipulangkan setelah menjalani perawatan intensif. Walaupun demikian, Anda tidak boleh meremehkan virus ini. Tingkat kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan.

Untuk SARS, gejala yang ditimbulkan sebenarnya hampir sama. Penderita SARS biasanya mengawali gejala dengan demam hingga lebih dari 38°C. Lalu muncul beberapa berikut:

batuk
kedinginan hingga menggigil
flu
sesak napas
sakit kepala
diare

Ternyata SARS terbilang lebih berbahaya dibandingkan virus corona karena menelan banyak korban dalam kurun waktu setahun terakhir. Namun baru sedikit informasi yang diketahui soal virus corona, karena itu tidak bisa disepelekan juga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI