Benarkah Rasa Sakit Kram Menstruasi dan Serangan Jantung Itu Sama?

Kamis, 23 Januari 2020 | 15:51 WIB
Benarkah Rasa Sakit Kram Menstruasi dan Serangan Jantung Itu Sama?
Ilustrasi sakit maag, sakit perut, gangguan pencernaan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 2016 lalu, media Quartz menerbitkan sebuah artikel tentang kram menstruasi yang sebagian besar membuat perempuan sengsara. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa rasa sakit menstruasi sama parahnya dengan serangan jantung.

Ungkapan dari John Guillebaud, profesor kesehatan reproduksi di University College London ini pun mejadi perhatian. Bahkan, artikel berisi sama yang ditulis oleh media lain pun cukup viral saat seorang pengguna Twitter menyebarkannya.

"Retweet jika kau sudah mengetahuinya," tulis seorang pengguna @kittenqueen, yang juga menyertakan tautan artikel tersebut di cuitannya. Setidaknya hingga kini ada 83,2 ribu retweet dan 83,4 ribu komentar.

Tetapi, seorang ginekolog penulis blog kesehatan perempuan populer dr. Jen Gunter, mempertanyakan perbandingan tersebut. Dalam unggahannya, ia justru menulis bahwa kram menstruasi tidak seharusnya dibandingkan dengan apapun, termasuk serangan jantung.

Baca Juga: Otak Wanita Alami Perubahan selama Menstruasi, Ini Keuntungannya!

"Serangan jantung sering menghasilkan gejala yang samar-samar atau sakit ringan, itulah sebabnya banyak orang yang mengabaikannya. Banyak orang yang mengira mereka mengalami gangguan pencernaan," tulisnya dalam drjengunter.com.

Ilustrasi Anak Sakit Perut. (Shutterstock)
Ilustrasi Anak Sakit Perut. (Shutterstock)

Selain itu, 40% perempuan tidak merasakan sakit saat serangan jantung. Katanya, akan berbahaya bagi perempuan apabila mereka berpikir serangan jantung harus atau setidaknya sama parahnya dengan kram menstruasi.

Artinya, perempuan menjadi tidak waspada dengan serangan ini.

Selain rasa sakit, gejala serangan jantung juga termasuk sesak napas, perasaan pusing, mual, muntah, dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Tetapi, disminore primer atau masa saat menstruasi begitu menyakitkan juga selalu membuat sakit.

Baca Juga: Sering Mengantuk saat Menstruasi? Hormon Penyebabnya

Rasa sakit saat menstruasi terjadi karena zat yang disebut sebagai prostaglandin. Zat ini akan dilepaskan dari lapisan rahim, membuat rahim kontraksi dan peningkatan sinyal nyeri.

Zat ini juga membuat beberapa perempuan (60%) merasa mual, muntah dan diare.

Selama kontraksi ini, tekanan pada rahim bisa sama tingginya dengan selama tahap 'mendorong' dalam persalinan, jelas Gunter.

"Jadi, jika Anda membutuhkan analogi untuk menggambarkan masa haid, bayangkan saat melahirkan atau memotong jari tanpa obat bius," ujar Gunter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI