Suara.com - Sekarang ini virus corona telah merenggut 17 nyawa orang di Wuhan, China. Menurut analisis gentik menduga virus ini telah menyebar antar-manusia melalui ular.
Sebelumnya, kelelawar buah diduga berisiko menularkan virus corona ini kepada manusia. Kini, ular juga diduga bisa menyebarkan virus corona karena banyak orang mengonsumsinya.
Sejak 22 Januari 2019, China telah mengonfirmasi sudah ada sebanyak 555 kasus orang terinfeksi virus corona. Virus ini menyebabkan demam, sulit bernapas dan radang paru-paru.
Guna mencegah penyebaran virus tersebut, Wuhan pun menutup sementara transportasi umum. Beberapa orang yang sudah terinfeksi virus pun ditempatkan dalam ruang pemantauan khusus atau karantina.
Baca Juga: Waduh, Warna Urine Bisa Tunjukkan Gejala Kanker Pankreas Pada Lelaki?
Sementara itu, sebanyak 444 kasus infeksi virus corona juga dilaporkan telah terdeteksi di luar Wuhan, mulai Guangdong, Beijing dan Shanghai. Sedangkan, negara selain China yang mendeteksi kasus virus corona antara lain Thailand, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sumber infeksi virus corona ini diduga berasal dari makanan di Wuhan yang dikunjungi oleh pasien beberapa hari sebelumnya. Karena, pasar ini dikenal menjual hewan liar dan peternakan hidup, termasuk marmut, kelinci, burung, kelelawar dan ular.
Guna memastikan bahwa virus corona berasal dari hewan-hewan tersebut, Wei Ji dan rekannya di Universita Peking di China membandingkan genom dari lima sampel virus corona dengan 217 virus serupa dari berbagai spesies.
Hasil analisis tim menunjukkan bahwa virus baru terlihat mirip dengan yang ditemukan pada kelelawar. Tetapi, kebanyakan seperti virus yang terlihat pada ular.
"Hasil yang diperolah dari analisis kami menunjukkan pertama kalinya bahwa ular adalah reservoir hewan liar yang paling mungkin menularkan virus corona," tulis tim penelitian dikutip oleh New Scientist.
Baca Juga: Tren TikTok, Dokter Sebarkan Informasi Kesehatan via TikDocs
Namun, Haitao Guo di University of Pittsburgh di Pennsylvania berpendapat bahwa penelitian ini masih membutuhkan lebih banyak bukti eksperimental.