Suara.com - Lagi Ngetren Diet Tinggi Protein, Peneliti Imbau Risiko Kanker
Protein memang jadi unsur yang penting saat melakukan diet. Protein bisa meningkatkan dan memperbaiki otot, menciptakan rasa kenyang dan mengurangi lemak.
Jadi tidak heran banyak orang lebih pilih mengonsumsi protein dibanding karbohidrat saat diet.
Tapi waspada loh ya, karena protein yang berlebihan juga bisa berisiko untuk kesehatan. Termasuk diantaranya berisiko kanker.
Baca Juga: Kata Pakar: Begini Aturan Diet untuk Pasien Kanker
Mengutip Times of India, Senin (20/1/2020), penelitian menunjukkan bahaya diet dengan tinggi protein, khususnya yang berbasis daging merah. Tapi tidak dengan sumber protein lainnya seperti kacang-kacangan dan sayuran.
Para peneliti mengatakan lemak dalam daging terkandung senyawa karsinogenik, atau salah satu senyawa penyebab kanker. Peneliti juga menyebut protein tambahan dalam makanan bisa meningkatkan risiko kematian sebesar 4 persen. Tak hanya itu pecinta daging lebih berisiko meninggal karena diabetes.
Bahkan meski Anda mengonsumsi protein dalam jumlah sedang, Anda berisiko tiga kali meninggal karena kanker dibanding mereka yang mengonsumsi protein kurang dari 10 persen total kebutuhan kalori.
Penelitian ini melibatkan sebanyak 6.138 peserta, dengan rentang usia di atas 50 tahun, dan diterbitkan dalam Metabolisme Sel oleh Valter Longo.
Adapun batasan konsumsi protein ialah 0,8 gram protein per kilogram berat badan seseorang. Misalnya, jika berat badan 50 kilogram, artinya protein yang dikonsumsi tidak lebih dari 40 gram protein per hari.
Baca Juga: 5 Mitos Populer Soal Diet yang Terbukti Tidak Benar, Penting Banget!
Sedangkan kategori diet tinggi protein ialah ketika Anda mendapatkan lebih dari 20 persen kalori per hari termasuk dari nabati dan hewani. Sementara kategori diet sedang protein ialah ketika Anda mendapatkan protein 10 hingga 15 persen kalori dari protein.