Suara.com - Sebuah penelitian menemukan orang dewasa muda yang merokok dan menggunakan vape lebih mungkin terserang stroke daripada mereka tidak menggunakan satu jenis produksi nikotin.
Para peneliti lantas memeriksa data survei selama 2016-2017 terhadap lebih dari 161.000 peserta yang berusia 18 hingga 44 tahun.
Secara keseluruhan, 4,8 persen peserta mengatakan sekarang ini merokok sigaret tradisional yang mudah terbakar dan juga merokok e-rokok. Lalu sekitar 7,8 persen hanya merokok sigaret tradisional dan 2,7 persen hanya menggunakan vape.
Hasilnya, orang yang merokok dan menggunakan vape hampir 3 kali lebih mungkin mengalami stroke. Bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko stroke lainnya setelah tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Baca Juga: Ekki Soekarno Diduga Pneumonia, Waspadai Gejalanya yang Mirip Flu
Sedangkan orang yang menggunakan vape sekaligus merokok juga hampir 2 kali lebih mungkin mengalami stroke daripada mereka yang hanya merokok.
"Orang mengira mengubah kebiasaan merokok dengan vape agar lebih aman. Tetapi, penelitian kami menemukan mengganti rokok dengan vape tidak bermanfaat untuk mengurangi risiko stroke pada usia muda," kata dr. Rupak Desai dari Atlanta Veterans Affairs Medical Center dikutip dari Asia One.
Karena vape juga rokok bertenaga bakteri yang menggunakan elemen pemanas untuk mengubah nikotin cair dan perasa menjadi uap yang dihirup oleh pengguna.
Para peneliti dalam American Journal of Preventive Medicine telah mengaitkan nikotin, perasa dan bahan kimia lainnya dalam cairan vape dengan peningkatan detak jantung, tekanan darah tinggi dan peningkatan risiko stroke.
Dalam studi sekarang, sebagian besar orang yang hanya menggunakan vape usia 18 hingga 24 tahun, sedangkan mayoritas peserta yang merokok adalah usia 35 hingga 44 tahun.
Baca Juga: Wabah Pneumonia yang Disebabkan Coronavirus di China Kembali Makan Korban
Saat ini perokok memiliki tingkat risiko stroke 59 persen lebih tinggi. Sedangkan, mantan perokok yang saat ini hanya memakai vape memiliki risiko stroke 2,5 kali lipat lebih tinggi.
Namun, efek jangka panjang dari penggunaan vape juga tidak jelas. Penelitian ini juga tidak melihat orang dewasa lebih tua yang memiliki stroke.
Karena, pola diet dan tingkat stres juga bisa memengaruhi risiko stroke pada orang dewasa yang lebih muda. Meskipun ada banyak yang tidak diketahui tentang keamanaan vaping.
Tetapi, penggunaan vape telah terbukti tidak menurunkan risiko stroke pada orang yang sebelumnya merokok tradisional.