Suara.com - Kabar duka datang dari dunia hiburan tanah air. Aktris senior Ade Irawan berpulang ke pangkuan Ilahi, Jumat (17/1/2020). Kabar ini tentu mengagetkan, mengingat kepergiannya hanya berselang 10 hari setelah putrinya, Ria Irawan, wafat karena kanker.
Ade Irawan yang berusia 82 tahun itu memang sempat dirawat di rumah sakit karena sakit jantung dan paru-paru. Dan Ade memang sangat bersedih dan terpukul dengan kabar kepergian putrinya kala itu.
Tapi, benarkah kepergian Ria Irawan menyebabkan kondisi sang ibu yang bernama lengkap Arzia Dahar itu semakin parah?
Dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, membenarkan jika orang dengan darah tinggi atau hipertensi yang berisiko penyakit jantung, saat mendengar kabar duka dan bersedih, denyut nadinya berisiko meningkat.
Baca Juga: Ade Irawan Sempat Bacakan Puisi untuk Irfan Hakim Sebelum Meninggal
"Yang bisa mencetuskan karena nadinya jadi cepat karena sedih," ujar dr. Sally saat dihubungi Suara.com, Jumat (17/1/2020).
Dokter yang berpraktik di RSCM Jakarta itu menyebut, kabar duka tidak lantas tiba-tiba membuat seseorang langsung menderita penyakit jantung. Tentu, semua itu adalah akumulasi dari faktor risiko yang dimiliki.
"Tapi bukan tiba-tiba jadi sakit jantung, itu enggak. Sebelumnya pasti sudah ada. Pasti faktor risikonya sudah berjalan bertahun-tahun, baru dia merusak fungsi jantung," ungkapnya.
Risiko penyakit jantung yang sering diabaikan adalah diabetes, hipertensi, kelebihan berat badan, dan merokok. Apalagi pola gaya hidupnya yang jarang berolahraga, stres, dan makan-makanan berlemak.
Sebagai informasi, risiko penyakit jantung pada perempuan memang lebih tinggi dibanding lelaki, dengan perbandingan 1,3 persen dan 1,5 persen. Hal ini karena perempuan punya faktor hormonal.
Baca Juga: Ade Irawan Meninggal, Sudah Lama Sakit Jantung
Tapi saat muda atau masih menstruasi, perempuan cenderung terlindungi. Setelah menopause, barulah faktor risiko akan meningkat drastis. Apalagi jika gaya hidup sehat saat muda tidak dijaga dengan baik.