-Stres emosional
-Kecelakaan, kematian, cedera/luka, atau sakit berat yang menimpa anggota keluarga, sahabat, atau hewan peliharaan;
-Bencana alam seperti trauma setelah gempa bumi, tsunami, tanah longsor
-Krisis keuangan hingga bangkrut
-Terlibat perkara hukum
-Pindah ke tempat tinggal baru
-Berbicara di depan umum (public speaking)
-Menerima kabar buruk (diagnosis penyakit utama setelah medical check-up, perceraian, konflik keluarga
-Tekanan atau beban kerja berlebihan
-Stres fisik
-Upaya bunuh diri
-Penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti heroin dan kokain
-Prosedur atau operasi selain jantung, seperti: cholecystectomy, histerektomi
-Mengidap penyakit berat dan menahun yang tidak kunjung sembuh
-Nyeri berat, misalnya akibat patah tulang, kolik ginjal, pneumothorax, pulmonary embolism
-Penyakit hipertiroid → tirotoksikosis
-Mekanisme terjadinya broken heart syndrome
Tekanan stress yang berat bisa memicu keluarnya hormon katekolamin ke pembuluh darah dalam jumlah yang banyak. Hormon ini bersifat toksik di otot jantung sehingga menyebabkan kegagalan kontraksi otot jantung.
Menopause. Hormon estrogen bersifat kardio-protektor. Pada saat menopause terjadi penurunan kadar hormon estrogen dalam pembuluh darah yang menyebabkan penurunan fungsi adrenoreseptor jantung. Hal ini berdampak pada penurunan aktifasi otot jantung. Oleh karena itu, kebanyakan kasus dialami oleh wanita yang tengah menopause.
Rangsangan simpatik yang berlebihan serta ketidaknormalan bentuk anatomis arteri koroner menyebabkan aliran darah berkurang atau menghilang sesaat.
Baca Juga: Posting Video Mewek di IG, Raline Shah Bantah Lagi Patah Hati
Gejala broken heart syndrome
Terjadi dengan cepat sesaat setelah mengalami stress yang berat.
Nyeri dada seperti tertekan benda besar
Napas pendek dan sesak napas yang tiba-tiba
Nyeri lengan atau punggung
Tenggorokan terasa tercekik
Nadi tidak teratur dan jantung berdebar-debar (palpitasi)
Tiba-tiba pingsan (sinkop)
Sebagian kasus bisa mengalami syok kardiogenik (sebuah keadaan di mana jantung tidak bisa memompa darah sesuai kebutuhan tubuh sehingga berdampak kematian)
Mencegah dan mengobati broken heart syndrome
Pencegahan yang utama adalah manajemen stress. Seorang yang sedang mengalami masalah perlu bersikap dan berpikir dengan luas dan komprehensif. Selalu bijaksana dan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang dan pendekatan. Pola hidup yang seimbang perlu dilakukan, terutama pola makan, aktivitas fisik, dan pola berpikir serta berperilaku.
BHS dapat sembuh tanpa meninggalkan kecacatan permanen pada ventrikel jantung, berbeda dengan penyakit jantung koroner yang meninggalkan sisa pada struktur jantung.
Walaupun begitu, beberapa kasus sama halnya seperti serangan jantung bisa menyebabkan kondisi yang fatal atau kematian bila pasien yang terserang BHS tidak mendapat pertolongan segera.
Baca Juga: 3 Berita Kesehatan Teratas: Sindrom Langka hingga Sindrom Patah Hati