Tidak Hanya Kesehatan Fisik, Gula Juga Memengaruhi Mental

Rabu, 15 Januari 2020 | 17:00 WIB
Tidak Hanya Kesehatan Fisik,  Gula Juga Memengaruhi Mental
Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gula tidak hanya dapat memengaruhi kesehatan fisik saja, misalnya dapat menyebabkan obesitas serta diabetes tipe 2. Namun, gula juga dapat memengaruhi kesehatan mental.

Dilansir Psychology Today, berikut bagaimana gula dapat memengaruhi sejumlah masalah kesehatan mental.

1. Depresi

Peneliti menemukan, konsumsi gula secara berlebihan meningkatkan risiko depresi dan memperburuk kondisi seseorang dengan skizofrenia.

Baca Juga: 3 Manfaat Donor Darah, Juga Menghilangkan Stres Lho

Gula dapat menekan aktivitas dari hormon BDNF, yang mana berkadar rendah pada orang dengan depresi dan skizofrenia.

Makanan dengan pemanis buatan juga merupakan akar dari peradangan kronis, yang berdampak pada sistem kekebalan tubuh, otak dan sistem lain di dalam tubuh. Menariknya, negara dengan penduduk asupan gulanya tinggi juga memiliki tingkat depresi yang tinggi.

Ilustrasi minuman tinggi gula. (Shutterstock)
Ilustrasi minuman tinggi gula. (Shutterstock)

2. Kecanduan

Meski masih kontroversial, banyak bukti menunjukkan potensi adanya kecanduan gula.

Baik narkoba, gula dan makanan cepat saji yang diolah akan membanjiri otak dengan dopamin dan seiring waktu dapat mengubah fungsi otak.

Baca Juga: Makanan Tinggi Gula, Garam, dan Lemak Bakal Kena Cukai? Ini Kata Kemenkes

Menurut sebuah penelitian dari Universitas Yale, hanya dengan memandang milkshake, pusat penghargaan di otak seseorang diaktifkan.

Ilustrasi minum minuman bersoda. (Shutterstock)
Ilustrasi minum minuman bersoda. (Shutterstock)

3. Kecemasan

Gula memang tidak secara langsung dapat menyebabkan kecemasan, tetapi dapat memperburuk gejalanya dan mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatasi stres.

Makanan manis dapat menyebabkan sulit berpikir dan kelelahan, yang semuanya dapat diartikan sebagai tanda serangan panik, sehingga meningkatkan kekhawatiran dan ketakutan.

Dalam studi 2009, tikus yang diberi sukrosa menunjukkan tanda-tanda kecemasan daripada tikus yang diberi madu dengan antioksidan tinggi.

Mengubah pola makan dengan membatasi gula memang tidak dapat menyembuhkan kecemasan, tetapi bisa meminimalkan gejalanya, meningkatkan energi dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengatasi stres.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI