Dugaan Wabah Antraks Gunungkidul, Antraks Inhalasi Dinilai Paling Mematikan

Sabtu, 11 Januari 2020 | 18:14 WIB
Dugaan Wabah Antraks Gunungkidul, Antraks Inhalasi Dinilai Paling Mematikan
Ilustrasi sapi. (Pixabay/Kamil Slusarczyk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit antraks seketika diwaspadai di daerah Gunungkidul, DI Yogyakarta, setelah 12 orang yang diduga terpapar penyakit infeksi tersebut dilarikan ke RSUD Wonosari.

Bahkan, salah satu di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia pada akhir Desember 2019 lalu, yang diduga disebabkan oleh antraks.

Namun, hingga kini Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul belum dapat memastikannya lantaran hasil penelusuran melalui sampel darah dan serum yang dikirim ke BBVET Wates dan Bogor belum diketahui.

Sebagai bentuk penanganan pertama, Dinkes Gunungkidul telah memberikan antibiotik pada 540 warga yang berisiko terpapar.

Baca Juga: Ketahui Gejala Antraks yang Diduga Sedang Mewabah di Gunungkidul

"Semua yang berisiko terpapar antraks, kami berikan antibiotik," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati di Gunungkidul, Jumat (10/1/2020), dikutip dari Antara.

Ilustrasi seorang lelaki menderita batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi seorang lelaki menderita batuk. (Shutterstock)

Penyakit infeksi antraks yang disebabkan oleh spora bakteri Bacillus anthracis ini tergolong sebagai penyakit serius. Namun, pemberian antibiotik dapat menyembuhkannya jika penyakit terdeteksi lebih awal.

Dari ketiga jenis antraks, yaitu kulit, inhalasi, dan saluran pencernaan, antraks inhalasi dianggap paling berbahaya dan dapat berakibat kematian.

Seseorang dapat terinfeksi setelah menghirup spora antraks, yang berasal dari hewan terinfeksi atau produk hewan terkontaminasi.

Antraks inhalasi dimulai dari kelenjar getah bening di dada, sebelum menyebar ke seluruh tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan masalah pernapasan yang parah.

Baca Juga: Wilayah Gunungkidul DIY Diduga Terjangkit Wabah Antraks, Apa Itu?

Infeksi antraks inhalasi biasanya berkembang dalam satu minggu setelah paparan, tetapi juga bisa memakan waktu dua bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI