Suara.com - Sebanyak 12 warga Kabupaten Gunungkidul, DIY diduga terpapar penyakit antraks akibat mengonsumsi daging dari hewan ternak yang meninggal mendadak.
Salah satu dari kedua belas warga tersebut diketahui telah meninggal pada akhir Desember 2019. Sedangkan 11 warga lainnya hingga kini masih dirawat secara intensif di RSUD Wonosari, Gunungkidul.
Antraks atau penyakit sapi gila merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini tergolong serius, tetapi jika dideteksi sejak awal masih dapat diobati menggunakan antibiotik.
Gejala dari penyakit ini dapat dimulai kapan saja, dari satu hari hingga lebih dari dua bulan sejak terinfeksi.
Baca Juga: Wilayah Gunungkidul DIY Diduga Terjangkit Wabah Antraks, Apa Itu?
Dilansir Hello Sehat, penyakit antraks terbagi dalam tiga jenis infeksi:
- Antraks kulit
Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui luka terbuka di kulit. Umumnya, penderita akan mendapati adanya benjolan merah kecoklatan yang gatal dan tidak nyeri yang muncul satu hingga 12 hari setelah paparan.
Kebanyakan benjolan ini muncul di daerah wajah, leher, lengan, atau tangan. Benjolan akan pecah dan membentuk koreng hitam (eschar) dengan bengkak di sekitarnya.
Penderita juga terkadang akan mengalami nyeri otot, sakit kepala, demam, mual, dan muntah.
Baca Juga: Diduga Terpapar Antraks, Ratusan Warga Gunungkidul Diberi Antibiotik
- Antraks inhalasi