WHO Tekankan Pentingnya Tanggap Darurat Kesehatan di Daerah Konflik

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2020 | 14:51 WIB
WHO Tekankan Pentingnya Tanggap Darurat Kesehatan di Daerah Konflik
ilustrasi WHO. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - WHO Tekankan Pentingnya Tanggap Darurat Kesehatan di Daerah Konflik

Tanggap darurat kesehatan yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama rekan-rekannya menyelamatkan jutaan orang dari berbagai penyakit dan kematian pada 2019.

Berdasarkan VOA Indonesia, WHO dan mitra-mitranya merespons 51 keadaan darurat kesehatan di lebih dari 40 negara dan wilayah, dan menyelidiki 440 ancaman kesehatan di 138 negara dan wilayah.

Setelah berbagai berita mengenai keadaan darurat itu surut, upaya membantu para korban akibat bencana alam maupun peristiwa akibat perbuatan manusia terus berlanjut.

Baca Juga: WHO Cemas Orang Masih Percaya Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Biasa

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Michael Ryan mengatakan upaya menjalankan sistem kesehatan yang rentan di tengah konflik dan darurat kesehatan lain tidak pernah berhenti.

"Di Bangladesh, kami bekerja sama dengan mitra-mitra untuk memenuhi kebutuhan hampir satu juta pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp penuh sesak di Cox's Bazar. Tingkat kematian dalam populasi yang sangat rentan ini berada pada tingkat rendah. Tingkat kematiannya tetap berada di bawah tingkat yang umum dalam situasi ini... Dan itu terjadi berkat kerja keras banyak orang," kata Ryan.

Ryan mengatakan WHO dan mitra-mitra telah memberi layanan kesehatan kepada lebih dari 10 juta orang di Yaman. Dia mengatakan lebih dari 100.000 orang menjalani rawat inap di rumah sakit karena malnutrisi akut.

"Di Uganda, penularan Ebola berhasil dicegah setelah kasus-kasus tersebar dari Kongo dalam dua peristiwa terpisah. Dan, negara-negara di sekitarnya juga mempersiapkan diri menghadapi wabah. Uganda, didukung masyarakat internasional, menghabiskan Rp 250 miliar untuk mempersiapkan diri dan menghentikan Ebola dua kali," ujarnya.

WHO memperkirakan lebih dari Rp 13,8 miliar akan dihabiskan untuk memberantas virus Ebola yang mematikan, yang telah tersebar di Republik Demokratik Kongo sejak Agustus 2018. Jumlah kasus yang dilaporkan adalah 3.366, termasuk 2.227 kematian.

Baca Juga: Prediksi WHO: Angka Kejadian Diabetes Melonjak 21,3 Juta Jiwa pada 2040

Situasi darurat kesehatan lain yang telah direspons oleh WHO dalam setahun belakangan termasuk siklon di Mozambik, darurat konflik di Suriah dan Sudan Selatan, banjir di Iran, gempa bumi di Albania, dan wabah campak mematikan di pulau Samoa di Pasifik. [VOA Indonesia]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI