Antisipasi Serangan Ular, Dinkes Sleman Sedia Serum Antibisa di Puskesmas

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 08 Januari 2020 | 16:56 WIB
Antisipasi Serangan Ular, Dinkes Sleman Sedia Serum Antibisa di Puskesmas
Ilustrasi ular kobra. (Pixabay/Herbert Aust)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Antisipasi Serangan Ular, Dinkes Sleman Sedia Serum Antibisa di Puskesmas

Musim hujan yang disertai banjir membuat risiko serangan ular ke pemukiman warga meningkat. Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah mulai menyetok serum antibisa di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk Dinkes Sleman.

Dinkes Sleman mengatakan telah mendistribusikan serum antibisa ular di 10 puskesmas untuk antisipasi penanganan jika ada masyarakat yang tergigit ular berbisa yang dalam periode dua bulan ini muncul di wilayah Sleman.

"Dari 25 puskesmas yang ada di Sleman, baru sepuluh puskemas saja yang siap dengan antibisa," kata Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Rabu (8/1/2020) dilansir Antara.

Baca Juga: Fenomena Ular Kobra, Menkes Terawan Petakan Serum Antibisa di RS Daerah

Menurut dia, sepuluh puskesmas yang sudah tersedia antibisa merupakan puskesmas dengan fasilitas rawat inap.

"Puskesmas yang sudah siap dengan serum antibisa ular baru puskesmas yang ada fasilitas rawat inap," katanya.

Ia mengatakan, untuk puskesmas tanpa rawat inap nantinya pasien yang terkena gigitan ular akan dirujuk ke puskemas dengan fasilitas rawat inap atau ke fasilitas kesehatan (faskes) lain.

Sedangkan sepuluh puskesmas tersebut yakni di Puskesmas Minggir, Godean 1, Seyegan, Mlati 2, Sleman, Tempel, Turi, Ngemplak 1, Kalasan, dan Berbah.

"Jika mendapati kasus gigitan ular, penanganan pertama dapat dilakukan dengan membebat ketat area luka gigitan," katanya.

Baca Juga: Marak Teror Kobra, 9 Rumah Sakit di Depok Sediakan Serum Anti Bisa Ular

Joko mengatakan, langkah ini untuk mengantisipasi bisa ular beredar ke seluruh pembuluh darah.

"Karena akan sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian, apabila racun menjalar hingga bagian otak dan jantung," katanya.

Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12).  [ANTARA FOTO/Adeng Bustomi]
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12). [ANTARA FOTO/Adeng Bustomi]

Sekretaris Kampung Satwa Yogyakarta Hanif Kurniawan mengatakan pada Oktober hingga Januari memang merupakan musim tetas reptil.

"Jadi ini sebenarnya hal yang wajar," katanya.

Ia mengatakan, kemunculan ular kobra di permukiman, dimungkinkan karena dulunya sebelum menjadi kawasan perumahan, lokasi tersebut merupakan habitat asli kobra.

"Apalagi kawasan perumahan itu dulunya sawah yang banyak ditumbuhi pepohonan. Jadi memang habitatnya di situ dan ini jadi indikator jika alamnya bagus," katanya.

Ia menyarankan, bila ada kasus gigitan ular, setelah dilakukan penanganan awal, agar korban segera dilarikan ke rumah sakit. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI