Suara.com - Catat, Begini Pertolongan Pertama Pingsan Karena Obat Bius Seperti GHB
Efek obat GHB atau gamma-hydroxybutyrate yang digunakan Reynhard Sinaga memang sangat berbahaya, seperti mual, muntah, kecanduan, amnesia, halusinasi, hingga koma.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, obat ini tidaklah berasa atau berbau, sehingga banyak orang tidak sadar dirinya telah meminum obat ini, seperti yang dialami para korban Reynhard.
Lalu, bagaimana cara pertolongan pertama orang yang pingsan setelah mendapat obat seperti GHB? Kepala Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Baddoka Makassar, dr. Iman Firmansyah, SpKJ, SH, menyebut untuk lebih dulu melakukan rumus ABC dalam penanganan kedaruratan.
Baca Juga: BNN Sebut GHB yang Dipakai Reynhard Sinaga Sebagai Narkotika Jenis Baru
"Untuk pertolongan pertama GHB, tergantung melihat gejalanya. Pertama adalah pakai rumus ABC," ujar dr. Iman kepada suara.com saat dihubungi Selasa (7/1/2020).
Mengingat saat mengonsumsi GHB, orang akan langsung pingsan atau tidak sadarkan diri, maka langkah A, yakni airway atau jalur napas diperiksa dan pastikan tidak tersumbat, seperti tenggorokan tersumbat lidah yang berpotensi membuat udara tidak mengalir.
"Airway, jalan napasnya gimana kita lihat. Saluran udaranya. Orang pingsan kan kadang-kadang saluran udaranya tertutup oleh lidahnya, itu bisa meninggal," jelas dr. Iman.
Langkah selanjutnya B, yaitu breath (pernapasan). Periksa apakah korban sulit bernapas, bisa juga memeriksa tanda-tanda vital seperti denyut jantung dan sebagainya.
Langkah C, circulation (sirkulasi), misalnya jika terjadi perdarahan, maka segera hentikan perdarahannya, seperti membalut luka, dan sebagainya. Selanjutnya, baru dibawa ke dokter.
Baca Juga: Selain GHB, Berikut Obat Lain yang juga Masuk Golongan 'Date Rape'
"Nah, untuk yang lainnya itu memang sebaiknya langsung ditangani bawa ke dokter atau profesional. Tapi untuk langkah pertama, awal ya hanya sebatas itu dilihat. Karena gejala GHB ini memang tersamar, tidak terlalu jelas gejalanya seperti apa," terang dr. Iman.
Sementara itu, GHB di luar negeri memang lazim digunakan sebagai obat tidur, tapi penggunaannya sangatlah ketat dan diawasi. Nah, dosis untuk membuat orang hingga tidak sadarkan diri, seperti para korban Reynhard, bisa jadi dosis GHB yang diberikan sudah dalam kategori toksik atau racun.
"Dosis ada, kalau dosis, ada dosis terapi obat untuk mendapat efek terapi, ada juga dosis toksik atau racun. Nah, biasanya orang untuk mencapai titik kecanduan itu mereka malah mencarinya di titik dosis racun," paparnya.
"Bagaimana menentukan dosis ini tiap orang beda-beda. Ada orang minum segini bisa cukup tidur, tapi ada yang harus double, itulah yang membuat berlebihan digunakan," tutupnya.