"Untuk menentukan apakah seseorang tergolong psikopat atau bukan, tidak bisa hanya sekadar melihat pada ekspresi datar saat pembacaan vonis atau penayangan video tindak kejahatannya, tetapi harus memenuhi beberapa indikator utama," ujar Psikolog Febria saat dihubungi Suara.com, Selasa (7/1/2020)
Selain ekspresi datar dan tanpa rasa bersalah, ada indikator lain yang dipaparkan Febria hingga seseorang bisa disebut psikopat, yaitu:
- Sifat tidak peduli jika tindakannya merugikan orang lain.
- Egosentris dan merasa hanya dirinya saja yang penting, serta merasa dirinya jauh lebih bernilai dibandingkan keberadaan orang lain atau masyarakat.
- Pathological lying atau kerap berbohong.
- Bersikap manipulatif, berpura-pura baik, sebagai cara untuk menipu atau mengelabui dengan tujuan memangsa korbannya.
- Kurang empati, dangkal penghayatan emosinya, dingin, seolah tidak berperasaan.
- Gagal menahan impulse primitif dirinya, tidak bisa mengendalikan nafsu liarnya.
- Kecenderungan ingin menantang bahaya.
- Superficial charm, tampil menarik di permukaan, seolah menawan, sebagai kedok atau kamuflase demi keuntungan diri sendiri.
- Tidak menyesali perbuatannya, tidak merasa melakukan kesalahan.