Ibu Asal Inggris Konsumsi Bedak Talek Selama 15 Tahun, Kok Bisa?

Selasa, 07 Januari 2020 | 14:01 WIB
Ibu Asal Inggris Konsumsi Bedak Talek Selama 15 Tahun, Kok Bisa?
Ilustrasi bedak tabur. (Sumber : Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu Asal Inggris Konsumsi Bedak Talek Selama 15 Tahun, Kok Bisa?

Bedak talc atau bedak talek biasa digunakan pada bayi untuk melembapkan kulit atau meringankan ruam popok. Tapi, bagaimana jika bedak ini dikonsumsi secara rutin? Inilah yang dilakukan oleh seorang ibu bernama Lisa Anderson.

Perempuan berusia 44 tahun ini mengungkapkan jika ia kecanduan makan bedak dan bisa mengonsumsi hingga 200 gram dalam sehari. Dilansir Dailymail, Lisa mulai mengonsumsi bedak talek 15 tahun yang lalu ketika dia merasakan dorongan luar biasa untuk melakukannya setelah mengeringkan putranya sehabis mandi.

“Saya tiba-tiba memiliki keinginan untuk memakannya dan saya tidak bisa melawannya. Saya hanya menjilatinya dari tangan saya dan benar-benar menikmatinya. Itu memuaskan keinginan yang tidak pernah saya tahu," kata dia.

Mengidam bedak talek, kata Lisa semakin intensif sekarang. Bahkan, ibu lima anak ini mengaku jika dia meletakkan bedak talek di punggung tangannya setiap 30 menit sekali dan memakannya dan bahkan bangun beberapa kali pada malam hari untuk memakannya.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Bawa Bedak Gatal-Gatal Buat Galih Ginanjar

Dia mengklaim telah menghabiskan sekitar 8.000 pound sterling atau sekitar Rp 146 juta untuk melahap Johnson's Baby Powder favoritnya, dengan biaya sekitar 10 pound sterling atau sekitar Rp 182 ribu seminggu. Paling lama dia mengaku tidak makan bedak talek adalah dua hari.

Lisa juga mengatakan jika dia merahasiakan kebiasaannya selama satu dekade sebelum membocorkan rahasia ini pada mantan pasangannya, yang kerap mempertanyakan mengapa dia terus menyelinap ke kamar mandi.

Meski bedak talek dianggap beracun ketika dihirup atau dimakan, dan telah diselimuti kontroversi karena berpotensi menyebabkan kanker pada perempuan yang telah menggunakan produk pada kulit mereka selama bertahun-tahun, tetap saja Lisa tidak bisa menahan diri untuk tidak memakannya.

"Saya merasa agak aneh, tetapi rasanya enak. Saya ingat benar-benar tertarik pada baunya. Sekarang saya tidak bisa tanpa itu (bedak talek)," kata perempuan asal Paignton, Devon, Inggris.

Sindrom Pica

Baca Juga: Bedak Ketiak Dikira Narkoba, Wanita Ini Tak Menyangka Bakal Dipenjara

Dia sekarang mulai mengumpulkan keberanian untuk mendapatkan bantuan profesional, di mana dokter mengatakan dia mungkin menderita sindrom pica. Ini merupakan gangguan makan yang ditandai oleh keharusan untuk makan barang-barang non-makanan, seperti cat, debu, kotoran dan lainnya dengan sedikit gizi atau tanpa nilai gizi.

Pica sering terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental yang mengganggu fungsi, seperti autisme atau skizofrenia. Ini juga bisa menjadi tanda OCD atau stres. Pica juga kerap dimiliki oleh orang dengan ketidakmampuan belajar dan selama kehamilan.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika orang tersebut memakan sesuatu yang beracun atau tidak dapat dicerna. Apalagi ini termasuk meracuni tubuh dengan bahan-bahan beracun, sehingga bisa membuat bagian tubuh terhambat (yang sering terlihat pada orang yang makan rambut).

Hal ini juga dapat menyebabkan asupan kalori yang berlebihan, tetapi juga kekurangan gizi jika orang tersebut makan suatu zat tanpa nilai gizi, bukan makanan bergizi. Prevalensi pica tidak diketahui tetapi kemungkinan besar lebih umum di negara-negara berkembang, menurut Asosiasi Gangguan Makan Nasional.

Resiko Kesehatan Memakan Bedak Talek

Kebiasaan Lisa bukannya tanpa risiko kesehatan. Seperti yang diketahui, bedak adalah bubuk yang terbuat dari mineral tanah liat yang terbuat dari silikon, magnesium, dan oksigen.

Diperkirakan mineral ini beracun bagi tubuh jika dihirup atau dikonsumsi. Memakan bedak talek bisa membuat seseorang memiliki masalah pernapasan, batuk dan iritasi mata. Serta dapat menyebabkan nyeri dada dan bahkan gagal paru-paru serta tekanan darah rendah, kejang-kejang, diare dan muntah.

"Meskipun telah melakukan ini selama bertahun-tahun, saya duduk awal tahun ini dan berpikir ini tidak mungkin normal. Pasangan saya tidak suka saya melakukannya karena kaitannya dengan kanker dan dampaknya terhadap kesehatan saya," jelasnya.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebelumnya memutuskan bahwa bedak talek mungkin memiliki sifat kanker bagi manusia berdasarkan serangkaian penelitian.

Ini karena dalam bentuk alami, bedak mengandung asbes, zat mematikan yang diketahui menyebabkan kanker ketika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama bahkan pada tingkat yang rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI