Suara.com - Nama Reynhard Sinaga tengah menjadi perbincangan hangat di media Inggris. Lelaki 36 tahun asal Jambi ini terjerat kasus pemerkosaan terhadap 48 korban pria di Manchester, Inggris.
Berdasarkan catatan kepolisian, jumlah korban Reynhard diduga mencapai 190 pria dalam periode dua setengah tahun.
Sebagian besar korbannya adalah pria heteroseksual berkulit putih dengan rerata usia baru 21 tahun.
Pihak kepolisian mengatakan Reynhard selalu membawa korban ke apartemennya, membuat mereka mabuk, kemudian membiusnya dan merekam aksinya saat memperkosa korban yang sudah tak sadarkan diri.
Baca Juga: Reynhard Sinaga Pakai Ramuan Sihir Hitam untuk Memangsa Korbannya
Dilansir Instinct Magazine, polisi meyakini Reynhard menggunakan obat GHB untuk melancarkan aksinya.
Berdasarkan Alcohol.org, GHB atau gamma-hydroxybutyrate memang sering disalahgunakan untuk kasus pelecehan seksual. Inilah sebabnya GHB terkadang disebut sebagai 'date rape'.
BBC melaporkan bahwa obat ini sangat umum digunakan pasangan untuk meningkatkan hubungan seks. Namun, bagi pemerkosa, GHB digunakan sebagai 'senjata'.
Karena termasuk obat depresan, GHB memiliki efek euforia, meningkatkan gairah seks dan ketenangan.
GHB merupakan obat yang identik dengan GBL (gamma-butyrolactone), zat yang dijual secara legal sebagai pelarut, tetapi akan menjadi GHB apabila dikonsumsi atau masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Sosok Reynhard Sinaga, Mahasiswa Indonesia Pemerkosa Ratusan Pria Inggris
Nama lain dari GHB adalah G, georgia home boy, cherry meth, hingga juice, dilansir Alcohol and Drug Foundation. Obat ini sangat mudah dicampurkan dengan alkohol atau minuman lain lantaran berbentuk cairan bening atau bubuk.