Suara.com - Diare termasuk penyakit yang biasa terjadi selama musim hujan dan banjir. Penyakit ini bisa disebabkan oleh sumber air minum masyarakat. Sumber air bersih yang terbatas saat banjir berpotensi menularkan diare lebih cepat. Simak yang harus dilakukan saat ada anggota keluarga terkena diare pascabanjir.
Selain diare, ancaman leptospirosis juga mengintai para korban banjir. Leptospirosis adalah penyakit dari air kencing tikus dan bangkai-bangkai tikus yang terendam banjir. Bagaimana penanganannya?
1. Alami Diare saat Banjir? Coba Konsumsi Makanan dan Minuman Ini
Diare termasuk penyakit yang biasa terjadi selama musim hujan dan banjir. Penyakit ini bisa disebabkan oleh sumber air minum masyarakat. Risikonya semakin besar bagi mereka yang memiliki air sumur dangkal dan tercemar banjir.
Baca Juga: Tak Cuma Penyakit, Kesehatan Mental Korban Banjir Juga Perlu Dikhawatirkan
Selain itu, sumber air bersih terbatas di tempat pengungsian juga berpotensi menularkan diare lebih cepat. Akibatnya, buang air besar seseorang lebih cair dan terjadi berulang kali.
2. Ancaman Leptospirosis, Menkes Terawan Tekankan Pentingnya Air Bersih
Meski banjir telah surut, bukan berarti masalah usai. Justru, beberapa masalah kesehatan mulai mengintai pascabanjir. Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, salah satu masalah kesehatan yang mengintai pascabanjir adalah penyakit leptospirosis.
Leptospirosis adalah penyakit dari air kencing tikus dan bangkai-bangkai tikus yang terendam banjir. Bangkai ini biasa terlihat saat banjir surut. Menkes kemudian meminta air bersih segera diberikan kepada para korban banjir.
Baca Juga: Menkes Terawan Kerahkan 11 Ribu Tenaga Kesehatan untuk Bantu Korban Banjir