Suara.com - Korban terdampak banjir dari Jabodetabek sudah mulai diungsikan sejak Kamis (2/1/2020) kemarin. Baik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, maupun Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto juga sudah menyambangi tempat pengungsian untuk meninjau kondisi korban.
Salah satu persoalan banjir yang paling dikhawatirkan adalah masalah kesehatan korban terdampak. Sebab, musim banjir sangat berisiko menularkan penyakit atau memperburuk kondisi kesehatan.
Kementerian Kesehatan melalui akun Twitternya pun melaporkan kondisi yang rawan dirasakan saat banjir adalah hipotermia atau kedinginan.
"Saat banjir, tubuh sangat rentan terkena hipotermia (kedinginan)," tulis Kemenkes, dalam cuitannya Jumat (3/1/2020).
Baca Juga: Tak Cuma Penyakit, Kesehatan Mental Korban Banjir Juga Perlu Dikhawatirkan
Oleh sebabnya Kemenkes memberi tips untuk mencegah tubuh terkena hipotermia dengan membuat ramuan dari bahan-bahan rumahan.
"Didihkan 1 liter air + 2 ruas jahe (cuci bersih dan geprek) + 1 ruas kayu manis + 5 butir kapulaga + 3 kembang lawang + cengkeh," tulis Kemenkes.
Menkes memperingatkan ramuan ini dapat ditambah gula. Namun, bagi penderita diabetes harus tetap memperkirakan takarannya.
"Selain bikin tubuh hangat, bagus juga untuk kesehatanmu," tambah Kemenkes.
Menurut Organisasi Kesehtan Dunia (WHO), hipotermia dapat menjadi masalah kesehatan saat banjir, terutama pada anak-anak, apabila terperangkan dalam banjir dalam waktu lama.
Baca Juga: Korban Banjir Rentan Penyakit Kencing Tikus, Kenali Gejala Awalnya
Hipotermia dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan karena paparan air banjir serta hujan.
Parahnya, kondisi ini juga tidak mudah disadari karena gejalanya dimulai secara bertahap, menurut Mayo Clinic.
Gejalanya meliputi gemetaran, bicara cadel atau bergumam, napas lambat dan dangkal, denyut nadi melemah, mengantuk atau tingkat energi sangat rendah, hingga hilangnya kesadaran.