Suara.com - Pengusaha Medina Zein saat ini sedang tersandung kasus penyalahgunaan narkotika jenis amfetamin. Masalah ini pun sempat membuat warganet khawatir terkait bayi yang masih dalam masa ASI ekslusif.
Medina pun menjelaskan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, pada Jumat (3/1/2020), bahwa dirinya sudah tidak memberi ASI ekslusif sejak didiagnosis gangguan bipolar.
"Nggak, nggak aku dari awal nggak boleh ASI karena aku punya bipolar obatnya keras. Anak pakai susu formula," jelas Medina.
Meski menyusui memiliki manfaat, wanita dengan gangguan bipolar memang tidak disarankan untuk menyusui, menurut MDEdge Psychiatry.
Baca Juga: Positif Narkoba, Medina Zein Direhabilitasi 3 Bulan
Jika sang ibu masih ingin menyusui, sebaiknya ia menghentikan pengobatan bipolar yang sedang dijalaninya. Mereka harus hati-hati demi menghindari masalah kesehatan sang ibu dan bayi.
Sebab, obat dapat diserap dan masuk ke aliran darah, yang pada akhirnya akan masuk ke saluran ASI. Dikhawatirkan obat ini dapat menjadi racun untuk bayi sendiri.
Tidak hanya itu, seorang ibu yang memiliki gangguan bipolar juga berisiko tinggi mengalami psikosis postpartum atau gangguan mental yang menyerang wanita setelah melahirkan.
"Karena alasan inilah kami biasanya merekomendasikan wanita dengan gangguan bipolar mempertahankan pengobatan... selama kehamilan dan periode postpartum untuk mengurangi risiko kambuh selama masa rentan ini," tulis Womens Mental Health di laman resminya.
Salah satu faktor lain yang mungkin berkontribusi peningkatan risiko kambuh pada gangguan bipolar adalah kurangnya waktu tidur.
Baca Juga: Selama 3 Bulan, Medina Zein Akan Jalani Rehabilitasi
Jadi, ketika waktu tidur mereka 'dicuri' untuk menyusui di malam hari, hal ini dapat memicu kekambuhan pada ibu dengan bipolar selama masa postpartum atau pasca persalinan.