Ancaman Leptospirosis, Menkes Terawan Tekankan Pentingnya Air Bersih

Jum'at, 03 Januari 2020 | 14:24 WIB
Ancaman Leptospirosis, Menkes Terawan Tekankan Pentingnya Air Bersih
Menkes Terawan saat meninjau posko pengungsian korban banjir Cipinang Melayu di Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Kamis (2/01/2020). (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski banjir telah surut, bukan berarti masalah usai. Justru, beberapa masalah kesehatan mulai mengintai pascabanjir. Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, salah satu masalah kesehatan yang mengintai pascabanjir adalah penyakit leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit dari air kencing tikus dan bangkai-bangkai tikus yang terendam banjir. Bangkai ini biasa terlihat saat banjir surut. Menkes kemudian meminta air bersih segera diberikan kepada para korban banjir.

"Saya kemarin meninjau, itu saya langsung melihat. Waduh, ini berarti air bersih yang harus segera diberikan. Sumber-sumber air, misalnya sumur yang tenggelam, karena itu harus segera kita surveillance, kita skrining, kita awasi," ujar Menkes Terawan ketika ditemui di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2020).

Mencegah terpapar leptospirosis, Menkes Terawan tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tidak lupa mencuci tangan dengan air bersih dan tidak lupa mengenakan alas kaki meskipun banjir. Hal ini mengingat leptospirosis juga bisa terjangkit melalui pori-pori terbuka.

Baca Juga: Hari Ketiga Banjir, Menkes Terawan Prediksi Kemunculan Penyakit Ini

"Kemarin itu kan kita ajarkan tentang cuci tangan, pakai alas kaki, supaya kalau ada yang lecet tidak masuk dari situ, ya kan karena dia bisa masuk juga dari pori-pori, bisa dari mata konjungtiva, dan sebagainya," papar Terawan.

"Di awal ini, penting preventif dan promotif kita terus gaungkan ke masyarakat, cara-cara mencegah terjadinya penyakit yang ada di itu (bangkai tikus) ya," tutur Terawan.

Banjir yang disebut-sebut paling besar dari banjir lima tahunan dan terjadi sangat cepat ini, tak dipungkiri juga membuat sejumlah korban mengalami trauma dan memiliki masalah psikologis. Terawan mengaku Kemenkes sudah menempatkan psikolog yang siap siaga di puskesmas dekat wilayah terdampak.

"Puskesmas sendiri sudah ada psikologisnya, dan itu sudah langsung dari temen-temen sukarelawan juga ada dari psikologi, dari TNI Polri pendampingan juga ada. Jadi bisa melihat mereka semua betul-betul dijaga merasa bagian dari bangsa," jelasnya.

Untuk posko kesehatan, Kemenkes bekerja sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Selama masyarakat membutuhkan, posko-posko kesehatan itu akan tetap ada tersedia melayani para korban banjir.

Baca Juga: Waspada Penyakit ISPA saat Banjir, Simak 4 Jenis Pengobatan Rumahan Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI