Suara.com - Jaga Diri dari Penyakit Saat Banjir, Ini 8 Tips dari Dokter Emergensi
Banjir yang terjadi di Jabodetabek sejak Rabu (1/1/2020) sudah berangsur surut. Meski begitu, dokter mengingatkan risiko bahaya dan penyakit yang masih mungkin terjadi.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan masyarakat tetap perlu waspada meskipun banjir mulai surut.
"Selain sampah dan kotoran yang bercampur dalam air banjir, dikuatirkan juga ada hewan liar serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir tersebut," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (2/1/2020).
Baca Juga: Bencana Banjir Jakarta dan Sekitarnya, Waspadai Ancaman Penyakit Kulit
Mengingat musim hujan dan cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga dua bulan mendatang dan dikhawatirkan adanya banjir susulan atau berulang, untuk itu PDEI mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan semaksimal mungkin dengan cara sebagai berikut:
- Menghindarkan anak-anak untuk bermain air banjir agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mungkin timbul sesudahnya.
- Tidak merendam kaki dalam air banjir kecuali untuk upaya penyelamatan.
- Segera mengganti pakaian basah dengan pakaian kering untuk mencegah hipotermia.
- Melindungi anggota tubuh dengan mengenakan sarung tangan dan sepatu boots apabila harus terjun ke dalam air banjir.
- Mengenakan masker sewaktu membersihkan rumah dari kotoran air banjir serta hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.
- Konsumsi makanan dan minuman yang higienis. Banyak minum air putih daripada minuman jenis lainnya untuk menjaga agar asam lambung tetap seimbang, serta juga tidak mengonsumsi makanan pedas.
- Mengonsumsi makanan yang segar dan perhatikan waktu kadaluarsa. Jangan lupa untuk mencuci tangan pakai sabun atau antiseptik sebelum makan.
- Siapkan persediaan obat-obat sederhana seperti penurun panas, obat lambung dan diare serta vitamin terutama untuk anak-anak dan balita. Jika ada keluhan kesehatan lebih lanjut segera berobat ke dokter di puskesmas atau posko kesehatan.