"Jadi itulah yang benar-benar membuat kita tertarik dengan sistem yang dapat dikonsumsi secara oral tetapi jauh lebih jarang," kata penulis utama penelitian, Ameya Kirtane, kepada Live Science.
Penemuan yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine sebenarnya masih belum jelas apakah akan berlaku untuk manusia, jadi studi pada orang adalah langkah penelitian selanjutnya.