Rumput Gelagah, Solusi Ramah Lingkungan untuk Atasi Limbah MCK

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 02 Januari 2020 | 14:52 WIB
Rumput Gelagah, Solusi Ramah Lingkungan untuk Atasi Limbah MCK
Rumput gelagah untuk mengatasi persoalan limbah MCK. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumput Gelagah, Solusi Ramah Lingkungan untuk Atasi Limbah MCK

Pengolahan limbah mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang murah dan ramah lingkungan bisa jadi ada di depan mata. Menggunakan rumput gelagah, peneliti dari New York mencoba membuat langkah awal pengolahan limbah MCK yang murah dan mudah digunakan.

Rumput gelagah, disebut juga phragmites, merupakan adalah tanaman lahan basah yang dianggap hama, karena bisa mengalahkan tanaman lain, dan menggeser hewan atau binatang-binatang lain yang biasa hidup di sana. Phragmites bisa tumbuh cepat dan tinggi, antara satu sampai tiga meter, dan sepintas tampak sebagai tanaman bagus yang menghiasi tepi-tepi sungai dan dataran rendah.

Brandee Nelson adalah insinyur lingkungan yang bekerja untuk sistem lingkungan kota Tivoli di negara again New York. Ia mengatakan rumput gelagah itu bisa membersihkan air kotor dengan cepat dan murah.

Baca Juga: Tercemar Limbah, Ikan di Sungai Surabaya Mati Massal dan Warga Gatal-gatal

"Saya berdiri di sini di dalam lumpur cair sampai setinggi mata kaki. Ini bukan lumpur biasa, tapi sisa-sisa bahan organik dari air limbah kotoran manusia yang telah mengendap. Konsistensinya seperti es krim cair," ujar Nelson, dilansir VOA Indonesia.

"Es krim cair' itu tadinya adalah kotoran manusia yang disentor ke dalam WC dan disalurkan ke tempat penampungan untuk dikeringkan. Hasilnya bisa dipakai untuk pupuk atau tanah penimbun.

Nelson sedang memantau pertumbuhan rumput gelagah yang baru saja ditanam di sawah organik itu.

Rumput gelagah untuk mengatasi persoalan limbah MCK. (Shutterstock)
Rumput gelagah untuk mengatasi persoalan limbah MCK. (Shutterstock)

"Tanaman rumput gelagah ini fungsinya adalah menyerap air yang bercampur dengan kotoran manusia, karena tanaman ini bisa menyerap air dalam jumlah besar. Dalam waktu satu hari saja, lumpur kotoran manusia ini akan kering sama sekali," imbuhnya.

Biasanya, pengolahan limbah dilakukan dengan menggunakan empang pengering, dengan waktu satu minggu. Namun jika musim hujan, lumpur akan kembali menjadi es krim cair yang membuatnya sulit diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Baca Juga: Perusahaan Toilet Kondang Ini Gagas KBL Berbahan Bakar Limbah Ternak

Nah, penggunaan rumput gelagah ini diperlukan karena jika tumbuh dengan lebat, tidak perlu lagi digunakan tenaga tambahan untuk mengeruk. Sebab, rumput gelagah secara alamiah memproses air kotor menjadi pupuk yang berguna.(VOA Indonesia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI