Suara.com - Bencana banjir masih melanda wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Sebagian warga pun dipindahkan ke tempat pengungsian.
Di tengah bencana banjir ini, tentu semua orang khawatir dengan penyebaran penyakit menular. Mulai masalah diare, demam berdarah hingga infeksi saluran pernapasan.
Selain itu, air kotor saat bencana banjir juga bisa menyebabkan masalah kesehatan kulit. Hal ini seharusnya perlu diwaspadai masyarakat agar selalu menggunakan pakaian tertutup selama banjir.
Melansir dari medicalxpress.com, bencana banjir dapat meningkatkan risiko infeksi kulit pada orang yang terdampak. Dokter Justin Bandino, asisten profesor dermatologi di Pusat Medis Militer San Antonio di Texas pun mengungkapkan orang-orang yang terdampak banjir berisiko mengalami berbagai masalah kulit.
Baca Juga: Dokter Kejebak Banjir, Operasi Sesar Istri Rifky Balweel Sempat Tertunda
Adapun sejumlah masalah kulit ini termasuk infeksi luka, dermatitis kontak dan penyakit kulit lainnya. Setelah banjir besar pun infeksi kulit mungkin saja terjadi ketika luka pada kulit terkena air banjir yang terkontaminasi limbah, bahan kimia, dan polutan lainnya.
"Dalam kasus ketika pasien malnutrisi tidak memiliki akses makanan dan air bersih, luka kecil yang terpapar organisme menular bisa mengakibatkan infeksi yang berpotensi bahaya," jelasnya.
Masalah kulit akibat bencana banjir yang pelu Anda pahami, di antaranya:
1. Penyakit menular
Infeksi kulit akibat bakteri dan jamur bisa terjadi saat bencana banjir. Risiko infeksi ini meningkat dengan cedera traumatis pada kulit dan orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti diabetes dan insufisiensi vena kronis.
Baca Juga: Tragis, Wanita Ini Terbakar Hidup-hidup saat Jalani Operasi Kanker
2. Dermatitis kontak