Suara.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek dan sekitarnya sejak tahun baru 2020 membuat sejumlah pemukiman warga dilanda banjir.
Sejumlah artis yang rumahnya dilanda banjir pun turut menginformasikan kondisi di sekitarnya melalui media sosial, seperti Yuni Shara, Nycta Gina, dan Ridwan Ghany.
Akibat banjir, sejumlah warga dipindahkan ke tempat pengungsian. Begitu pula dengan beberapa artis yang memilih tinggal di rumah saudara hingga tetap di dalam rumahnya.
Tetapi, satu hal yang selalu menjadi persoalan di tengah bencana banjir adalah risiko masalah kesehatan. Selain penyebaran penyakit menular, seseorang juga bisa mengalami hipotermia akibat banjir dan hujan lebat.
Baca Juga: Banjir Kepung Jabodetabek, Andi Arief Pertanyakan Kinerja BMKG
Melansir dari WHO, hipotermia bisa menjadi masalah kesehatan saat banjir, terutama pada anak-anak, jika terperangkap banjir lebih lama.
Kondisi ini bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan karena terpapar (kehilangan tempat tinggal, terpapar air banjir, dan hujan).
Terkait hipotermia, kondisi ini bukanlah penyakit biasa. Melansir dari mayoclinic.org, hipotermia termasuk keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat.
Oleh karena itu suhu tubuh yang normalnya 37 derajat celcius, bisa turun hingga 35 derajat celcius yang disebut kondisi hipotermia. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung, sistem saraf dan organ lainnya tidak dapat bekerja normal.
Jika tidak diobati, hipotermia bisa menyebabkan gagal jantung dan sistem pernapasan terganggu, bahkan sampai akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga: Dokter Lalai, Pasien Kanker Pankreas Terbakar Saat Dioperasi
Adapun menjaga anak-anak agar tidak mengalami hipotermia selama banjir, hujan deras, dan dingin, antara lain: