Suara.com - Pedangdut Fitri Carlina sekarang ini tengah berupaya keras agar bisa hamil. Ia pun mengaku telah melakukan segala cara agar bisa hamil bersama suaminya.
Sebelumnya, Fitri Carlina pernah mencoba melakukan program bayi tabung. Tetapi, program kehamilan tersebut gagal karena berdampak pada kesehatannya.
Fitri Carlina mengaku tidak cocok dengan hormon buatan ketika menjalani program bayi tabung. Akibatnya, hormon buatan tersebut justru mengganggu kesehatannya.
"Waktu itu aku ada masalah sama hormonal, badan aku nggak cocok sama hormon buatan jadinya ngegangu kesehatan aku. Itu yang buat aku trauma, sampai aku harus ke psikolog. Jadi sekarang alami aja," ujar Fitri Carlina di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).
Baca Juga: Simak, Ini Daftar Makanan untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami
Hormon buatan seperti yang diamksud Fitri Carlina bisa juga disebut hormon sintetis. Hormon buatan ini biasanya disuntikkan ke dalam tubuh sebagai suatu metode terapi untuk kondisi medis yang butuh hormon tambahan.
Biasanya, wanita dan pria yang membutuhkan suntikan hormon sintetis ini memiliki kadar hormon yang rendah atau tidak seimbang. Melansir dari clevelandclinic.org, hormon buatan ini merupakan bahan kimia khusus terbuat dari bagian-bagian tubuh yang disebut kelenjar.
FDA telah menyetujui dan menguji keamanan hormon sintetis. Berdasarakan pemeriksaan yang sangat ketat dan sesuai standar FDA, hormon sintetis tergolong aman digunakan manusia.
Namun, sebuah penelitian juga menemukan bahwa ada risiko bagi wanita yang mendapat hormon sintetis ini, seperti meningkatkan risiko pembekuan darah, stroke dan penyakit kandung empedu.
Pada wanita yang lebih tua, penggunaan hormon sintetis dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker payudara.
Baca Juga: Terapi Hormon Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Ini Alasannya!
Selain itu, penggunaan hormon sintetis juga bisa meningkatkan efek samping pada beberapa orang. Efek samping dapat terjadi ketika dosis pertama kali diberikan. Karena, tubuh tidak terbiasa dengan hormon level baru.