3. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Penyakit ketiga yang juga lebih banyak diderita oleh kaum perempuan adalah Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Laporan kejadian IBS pada perempuan rata-rata 2-3 kali lebih banyak dibandingkan lelaki.
Walau beberapa kepustakaan menyebutkan tidak ada perbedaan yang signifikan angka kejadian IBS pada kaum lelaki maupun perempuan.
Pasien dengan IBS biasanya datang dengan keluhan nyeri perut yang hilang timbul, disertai dengan kembung bisa disertai dengan diare atau malah susah buang air besar.
Baca Juga: Buka-bukaan, Qory Sandioriva Akui Berjuang dengan Lupus Selama 12 tahun
Nyeri perut ini, kata Prof Ari, biasanya berkurang setelah buang air besar. Penyakit ini diangkat karena mengenai 10-15 % penduduk dunia.
Tidak ada perbedaan ras terhadap angka kejadian penyakit ini.Pasien dengan IBS bisa datang dengan mencret atau susah BAB.
Melalui pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan kelainan pada pasien ini atau tidak ditemukan kelainan organik.
"IBS merupakan penyakit fungsional. Banyak pasien yang datang ke dokter dengan perut kembung kadang disertai nyeri perut dan diare, terutama setelah makan makanan tertentu misal terlalu berlemak atau terlalu pedas. Pasien bisa saja tidak merasakan keluhan ini sebelumnya," terang Prof Ari merinci.
Lantas, apakah penyakit IBS ini berbahaya sampai mengancam jiwa? Jawabannya, kata Prof Ari, tidak, tapi penyakit IBS ini akan mengganggu aktifitas pasien yang mengalami masalah IBS.
Baca Juga: Ternyata Bukan Sakit Lupus, Kim Kardashian Langsung Lega!
"Keluhan kembung dan nyeri perut ini tentu akan mengurangi kualitas hidup seseorang," imbuhnya.
Karena keluhan bisa timbul setiap saat atau setiap waktu yang biasanya dicetuskan oleh makanan tertentu atau faktor stres.
Faktor stres timbul bisa karena berbagai hal seperti kurang tidur, terlalu lelah, masalah keluarga, sekolah maupun masalah pekerjaan.
Pada sebagian perempuan keluhan IBS tercetus saat menstruasi dan saat kehamilan.
Penanganan pasien ini, lanjut Prof Ari, biasanya dengan menghindari makanan tertentu seperti makanan berlemak, makanan terlalu merangsang seperti makanan yang pedas, kopi, minuman bersoda.
Selain itu, obat-obatan juga diperlukan, seperti obat anti cemas sesuai kebutuhan,obat antikram (antispasmodik), antidiare atau pencahar tergantung keadaan BAB-nya.
Probiotik juga bisa diberikan terutama untuk IBS dengan keluhan susah BAB.
"Dengan berobat teratur dan menghindari faktor pencetus kita dapat mengendalikan penyakit ini" tutup Prof Ari..