2. Systemic Lupus Eritematosus (SLE)
Penyakit kedua yang juga lebih banyak dijumpai pada perempuan adalah penyakit Systemic Lupus Eritematosus (SLE).
Penyakit autoimun ini dialami 9 kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan lelaki.
"Penyakit SLE terjadi pada 30-50 kasus pada 100.000 penduduk. Penyakit ini terjadi pada perempuan muda usia produktif. Jarang sekali ditemukan pada usia muda," terang Prof Ari.
Lebih lanjut Prof Ari menjelaskan SLE ditandai dengan rambut rontok, gangguan pada kulit terutama wajah berupa merah-merah kulit seperti kupu-kupu dan akan bertambah merah jika terpapar sinar matahari, nyeri-nyeri pada sendi dan otot, demam yang tidak terlalu tinggi, serta sariawan berulang.
Baca Juga: Buka-bukaan, Qory Sandioriva Akui Berjuang dengan Lupus Selama 12 tahun
SLE itu sendiri, sambung dia, bisa menyebabkan berbagai gangguan organ tubuh antara lain kelainan darah, gangguan ginjal, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan paru, gangguan pada organ-organ pencernaan seperti usus, lambung dan liver, gangguan pada sistim saraf pusat serta gangguan pada mata.
"Pasien yang mengalami SLE karena gangguan pada pembekuan darahnya juga bisa mengalami keguguran berulang," ungkap Prof Ari.
Mengingat komplikasi yang multiorgan deteksi dini penyakit ini juga menjadi penting agar komplikasi yang bisa melibatkan banyak organ bisa dicegah.
"Bagi pasien yang sudah diketahui menderita SLE maka dianjurkan untuk minum obat teratur dan agar selalu kontrol teratur agar komplikasi akibat penyakit SLE tidak terjadi," tuturnya.
Selanjutnya tentang Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Baca Juga: Ternyata Bukan Sakit Lupus, Kim Kardashian Langsung Lega!