Suara.com - Menkes Terawan Bicara Penyakit Sepanjang 2019 dan Resolusi 2020
Banyak orang menyambut tahun baru dengan suka cita, tapi bagi Kementerian Kesehatan banyak tugas yang masih menjadi tantangan di 2020 mendatang, salah satunya BPJS, stunting dan angka kematian ibu dan bayi.
"Tetap sama (resolusi 2020) BPJS, stunting, angka kematian ibu, angka kematian bayi, tetap itu aja tidak berubah, visi misi dijalankan," ujar Menkes Terawan di Jalan Percetakan Negera, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).
Fokus ini kata Terawan semata-mata seperti arahan Presiden Jokowi selama periode ia menjabat yakni 2019 hingga 2024. Semuanya berpegang pada visi misi presiden yang disampaikan saat diberi mandat sebagai menkes.
Baca Juga: Kopi Temulawak dan Brotowali, Ide Minuman Sehat ala Menkes Terawan
"(Resolusi 2020) mengikuti visi dan misi bapak presiden, mau 2020-2021 sampai 2024 sama," tuturnya.
Alih-alih memikirkan prediksi ancaman penyakit yang akan datang di 2020, ia memilih berharap tidak ada penyakit yang menyerang masyarakat Indonesia.
"Kalau perkiraan (penyakit di 2020) saya ojo ono (jangan ada) penyakit, yang enak-enak aja," ungkapnya.
Sementara terkait penyakit yang masih mengancam masyarakat dan sempat ramai di 2019 seperti Hepatitis A juga bakal jadi prioritas, seperti melakukan penyisiran terhadap pedagang makanan yang memastikan tingkat kebersihannya.
"Kalau masalah makanan kan hepatitis A, masalah makanan, minuman, air, masalah sanitasi dan itu memang kita cek. Kita lakukan penyisiran dari awal wilayah mana yang ada kayak kemarin di Jember kita langsung cek," paparnya.
Baca Juga: Lihat Gerhana Matahari Langsung Bikin Buta, Menkes Tolak Kado Natal
"Screening dan bikin komitmen ke para pedagang, sekolah atau kampusnya, kan kebetulan kena mahasiswa ternyata jajanan di sana, apa yang harus dilakukan. Kita bina penjual juga supaya tidak dirugikan supaya hepatitis A nya bisa ditekan," lanjutnya.
Sementara terkait flu babi afrika atau African Swine Fever (AFS) yang membuat puluhan ribu babi mati mendadak di Sumatera Utara hingga membuat masyarakat khawatir, dipastikan hingga kini belum ada penularannya kepada manusia dan Kementerian Pertanian sebagai leading sektornya.
"(AFS) itu kan binatang, yang kena babi, jadi sesuai Inpres No 4 Tahun 2019 maka kementerian menjadi leading sector, kalau menular ke manusia, kemenkes akan leading sector. Kita harus menyesuaikan kaidahnya supaya mencegah penyakit itu dengan baik," jelasnya.
Kekhawatiran saat ini terhadap AFS masih seputar keamanan pangan, dan hingga saat ini masih dalam kategori pangan olahan babi terkendali, dan belum ada berita menular ke manusia sehingga diminta masyarakat tidak khawatir.
"Jangan khawatirkan yang belum jelas ada penularan ke manusia. Itu hak dari kementerian pertanian yang merupakan leading sektornya," tandas Menkes Terawan.