Suara.com - Semua orangtua pasti ingin anaknya pintar dalam pendidikan. Tetapi, tak seharusnya keinginan ini melukai anak maupun orangtua sendiri. Seperti wanita asal China yang masuk rumah sakit akibat kemarahannya dengan sang anak karena tidak paham materi matematika.
Menurut laporan yang dilansir dari Asia One, anaknya yang sudah berusia 7 tahun telah membuat dirinya dan suami merasa sangat prihatin. Pasalnya, sang anak sulit memahami materi matematika.
Karena itu, mereka pun mendaftarkan anaknya mengikuti beberapa kelas tambahan dan les malam untuk melatih kemampuan matematikanya.
Namun, satu sesi pelatihan itu tak juga membuat anaknya paham matematika. Xu pun mulai kehilangan kesabaran ketika anaknya tak paham matematika, meski sudah dijelaskan selama lebih dari 30 menit.
Baca Juga: Pakai Kosmetik Kaleng-kaleng, Wanita Ini Kena Kanker Kulit
Saat itulah Xu mulai memarahi dan berdebat dengan anaknya. Suaminya yang mendengar perdebatan itu lantas turun dan berusaha menengahi situasi.
Dalam kemaraham buta, Xu langsung mengambil obat tidur dan menelan tujuh biji. Setelah itu, Xu mulai merasa tenang, tetapi tak lama kemudian ia merasa ada sesuatu yang tak beres.
Xu mengalami sakit kepala sehingga dilarikan ke rumah sakit. Xu yang mulai muntah-muntah juga tidak menunjukkan tanda-tanda komplikasi apapun.
"Ini pertama kalinya saya menemukan pasien mengalami overdosis karena minum obat tidur ketika marah dengan tugas sekolah anaknya," jelas direktur Departemen Gastroenterologi.
Biasanya orang yang mengalami overdosis cenderung memiliki gejola emosional dari berbagai peristiwa, seperti perpisahan dan pertengkaran keluarga.
Baca Juga: Imunoterapi Disetujui FDA Sebagai Pengobatan Kanker Lini Pertama
Karena, pil tidur memiliki efek penghambat pada sistem saraf pusat. Sehingga pil tidur bisa membantu mendorong agar tidur lebih cepat dan nyenyak.
Namun, terlalu banyak konsumsi pil tidur bisa beracun. Apalagi jika tubuh menyerap lebih dari 10 hingga 20 kali dari yang disarankan. Bahkan berlebihan minum pil tidur bisa menyebabkan hipoventilasi hingga kematian.