Suara.com - Apakah Anda penggemar ramen? Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan daerah yang memiliki banyak restoran ramen juga memiliki kasus kematian akibat stroke tertinggi.
Penelitian ini diambil dari sebuah studi Jepang dan diterbitkan dalam Jurnal Nutrisi Inggris. Tetapi, tim peneliti tidak menyalahkan kandungan di dalam ramen.
"Kami mengakui bahwa belum mengidentifikasi secara detail hubungan langsung antara konsumsi ramen dan tingkat kematian akibat stroke," kata tim peneliti dari Universitas Kedokteran Jichi di Tochigi dikutip dari Asia One.
Perlu diketahui stroke terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat atau pecah, yang merupakan penyebab utama kematian di Jepang dari tahun 1950 hingga 1980-an.
Baca Juga: Implan Jantung yang Mampu Kurangi Risiko Stroke Diluncurkan di Inggris
Jumlah kematian akibat stroke setiap tahunnya memang sudah menurun sejak 1980-an. Tetapi, stroke masih menjadi penyebabkan kematian tertinggi ke-empat setelah kanker, jantung dan pneumonia.
"Ramen adalah makanan populer di Jepang, tinggi karbohidrat dan garam. Karena itu bisa meningkatkan risiko kematian akibat stroke," ujar para peneliti.
Para peneliti lantas membandingkan jumlah restoran ramen di Perancis dan Italia dengan tingkat kematian akibat stroke hingga serangan jantung.
Hasilnya, peneliti menemukan korelasi yang signifikan antara jumlah restoran ramen dan tingkat kematian akibat stroke di seluruh jenis kelamin dan rentang usia.
Hal ini membuat para peneliti berspekulasi bahwa makanan cepat saji yang kaya akan lemak, garam dan gula yang tidak sehat sangat berkontribusi terhadap obesitas. Kecuali, jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah terbatas.
Baca Juga: Tersedak Marshmallow, Gadis Ini Terkena Stroke dan Meninggal Mendadak
Karena itu, perlu kesadaran semua orang untuk mengganti ramen mereka lebih sehat seperti mie rendah garam atau tanpa karbohidrat.