HIV/Aids Disebut Soulmate Penyakit TBC, Apa Maksudnya?

Selasa, 24 Desember 2019 | 05:55 WIB
HIV/Aids Disebut Soulmate Penyakit TBC, Apa Maksudnya?
Petugas kesehatan lapas cipinang merawat pasien yang terinfeksi Tuberculosis (TBC) di rumah tahanan kelas 1 Cipinang Jakarta, Selasa (24/2). (Dok. Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - HIV/Aids Disebut Soulmate Penyakit TBC, Apa Maksudnya?

Tuberkolosis (TB) masih jadi permasalahan penyakit yang harus diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia. Pasalnya penyakit ini mudah sekali menular dan biasanya melalui udara.

TB jadi penyakit yang sangat rentan bagi mereka yang punya daya tahan tubuh lemah. Misalnya saja pada orang dengan HIV/AIDS, bahkan angkanya 30 persen pengidap TB dan dirawat di rumah sakit. Ini karena mereka punya daya tahan tubuh yang rentan, jadi bukan hal aneh jika HIV disebut sebagai soulmate TB.

"HIV bisa dikatakan soulmatenya TB, karena pasien-pasien HIV yang imunitasnya rendah. Apalagi kalau tidak dalam pengobatan, maka itu akan mudah terinfeksi oleh kuman TB, terutama di negara endemis seperti Indonesia, jadi biasanya pasien-pasien HIV yang dirawat umumnya lebih banyak karena TB," ujar Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), Doktet Spesialis Paru RS Islam Jakarta di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).

Baca Juga: Anak Tak Bersalah Jadi Korban HIV AIDS, KPPPA: Masyarakat Tidak Menjauhi!

Mereka dengan HIV/Aids akan dengan mudah jatuh sakit oleh kuman TB. Berbeda dengan mereka yang tanpa HIV/Aids saat kuman menyerang, antibody atau sistem imun yang sehat akan mudah menekan peredaran kuman di tubuh.

"Berbeda dengan orang yang tidak dengan HIV, walaupun orang-orang tersebut juga menghirup udara yang mengandung kuman TB, tetapi itu saya sampaikan karena sistem imunnya yang bagus maka sistem imun ini kan bisa mengontrol kuman-kuman itu untuk tidak menimbulkan penyakit pada tubuh seseorang," jelas dr. Erlina.

Kalau sudah positif terjangkit yang ditandai dengan nafsu makan berkurang, keringat berlebihan di malam hari, hingga batuk darah atau flek, maka bersiaplah untuk meminum obat selama 6 bulan berturut-turut tanpa putus. Hal ini untuk menjaga agar kuman tidak berevolusi yang hasilnya memicu resistensi obat.

dr Erlina Burhan, SpP(K) bicara tentang hubungan erat antara tuberkulosis dan HIV-AIDS. (Suara.com/Dini Afrianti)
dr Erlina Burhan, SpP(K) bicara tentang hubungan erat antara tuberkulosis dan HIV-AIDS. (Suara.com/Dini Afrianti)

"Walaupun ada usaha dari para peneliti untuk makin mempersingkat durasi pengobatan, kemungkinan cita-citanya kedepan pengobatan TB cukup 2 bulan saja, tapi sekarang berhubung penelitiannya belum selesai itu masih 6 bulan," tutupnya.

Sementara itu disarankan untuk pemulihan semakin cepat, para pasien TB harus banyak makan, dan mengonsumsi nutrisi yang seimbang. Pastikan sistem imun tidak melemah karena dapat memperkecil angka kesembuhan.

Baca Juga: Ini Alasan Anda Harus Jujur Ketika Didiagnosis Mengidap HIV/AIDS

"Karena sistem imun ini nggak baik dia lemah, dia gampang kuman menginvasi kalau kuman sudah ada tereaktifnya pasif, jadi karena lemahnya tidak bisa melindungi hostnya atau orangnya," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI