Dokumentasikan Kelahiran, Ibu Ini Hampir Meninggal karena Plasentanya Macet

Jum'at, 20 Desember 2019 | 05:30 WIB
Dokumentasikan Kelahiran, Ibu Ini Hampir Meninggal karena Plasentanya Macet
Ilustrasi seorang ibu melahirkan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ini tidak mungkin terjadi. Saya ingat ketika itu saya merasa kedinginan, saya ingat bertanya pada pasangan saya, Karl, apakah saya akan mati beberapa kali. Saya ingat mereka mengambil Harrison dari saya. Sepertinya saya sudah berbaring di sana cukup lama dengan tim medis yang berusaha menyelamatkan saya," jelasnya.

Dia menambahkan, "Saya merasa seperti setiap menit saya semakin dekat dengan kematian. Kecemasan saya tidak terkendali. Saya menjalani mimpi terburuk saya. Saya akan mati saat melahirkan dan meninggalkan anak-anak saya, bayi baru saya, suami saya," terang Jessica lagi.

Tiga jam kemudian, setelah dioperasi, seorang bidan memegang tangannya dan memberi tahu Jessica bahwa dia menderita pendarahan pascapersalinan primer yang parah. Di mana ketika Anda kehilangan lebih dari 500ml atau 1.000ml darah dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.

Dia kehilangan tiga liter darah, plasentanya macet dan diangkat secara manual. Dia entah bagaimana berhasil menghindari histerektomi.

Baca Juga: Baim Wong Bocorkan Kapan Paula Verhoeven Melahirkan ke Nagita Slavina

"Karl dan saya saling memandang dan kami berdua hancur. Ketika saya sedang melewati semua ini, Karl harus berdiri di sana dan menyaksikan semuanya terbuka. Merasa tak berdaya. Tidak tahu apa yang akan terjadi," kata dia lagi.

Atas apa yang telah ia alami, Jessica angkat bicara untuk meningkatkan kesadaran para perempuan akan trauma kelahiran, yang memengaruhi lima dari 100 wanita.

Bahkan, setahun sejak melahirkan, Jessica masih berjuang dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Kondisi mental di mana Anda mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu.

"Putra saya akan berusia satu dan saya masih mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Pada saat itu terlalu banyak rasanya yang harus saya proses, reaksi awalnya adalah perasaan kaget diikuti oleh kesedihan dan ketidakpercayaan," kata dia.

"Secara mental, pemulihan masih berlangsung. Beberapa hari saya merasa baik-baik saja dan beberapa hari lainnya saya masih tidak dapat memproses semuanya. Saya masih berjuang untuk memproses apa yang terjadi, tetapi saya sangat bersyukur saya masih ada di sini," tutup dia mengakhiri kisahnya.

Baca Juga: Usai Melahirkan, Olla Ramlan Jadi Rajin Lagi Berolahraga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI