Suara.com - Inovasi Penting untuk Mengatasi Masalah Anemia dan Malnutrisi di Indonesia
Malnutrisi dan anemia masih menjadi ancaman kesehatan penduduk Indonesia. Menurut data Riskesdas 2013, lebih dari 1 dari 5 perempuan Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami anemia. Angka tersebut lebih tinggi lagi di kalangan perempuan hamil sebanyak 1 dari 3.
Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH. mengatakan malnutrisi dan anemia memiliki kaitan erat terhadap kesehatan ibu dan janin. Anemi dan malnutrisi membuat janin berisiko lebih tinggi mengalami gangguan seperti berat bayi lahir rendah (BBLR) yakni lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, rentan terkena penyakit dan meninggal pada usia dini.
"Anemia juga dapat diturunkan dari ibu ke anak, meningkatkan risiko morbiditas dan penurunan kecerdasan," tutur Prof Endang, dalam acara SUN Pitch Competition 2019 yang diselenggarakan oleh SUN Business Network Indonesia (SBN Indonesia) dan Innovation Factory, Selasa (17/12/2019).
Baca Juga: Inovasi Jadi Faktor Penting dalam Pembangunan Kesehatan Indonesia
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anemia pada perempuan. Menurut Prof Endang, cara yang paling mudah adalah mengonsumsi makanan yang mengandun zat besi tinggi seperti sayuran hijau, daging, dan juga kacang-kacangan.
Namun tidak semua masyarakat bisa melakukannya. Karena itu, pemberian suplemen penambah darah serta fortifikasi makanan menjadi solusi lain yang bisa dilakukan.
Di kesempatan yang sama, Axton Salim, Co-Chair SBN Global Advisory Group dan Koordinator SBN Indonesia, mengatakan Indonesia memiliki target untuk mengentaskan anemia dan malnutrisi pada perempuan dan ibu hamil. Untuk itu, inovasi di sektor kesehatan harus digiatkan.
"SBN Indonesia mengajak UMKM lokal menjadi bagian dari solusi masalah anemia dan malnutrisi melalui inovasi produknya. Kami merasa senang melihat antusiasme dan kreativitas dari pelaku bisnis, industri, UMKM dan wirausahawan dalam kompetisi ini. Hal ini menunjukan adanya semangat berkolaborasi untuk mempercepat pengentasan permasalahan anemia dan gizi yang ada di Indonesia," tutur Axton yang juga direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini.
SUN Pitch Competition 2019 ini bertujuan untuk menghasilkan solusi baru dalam mengembangkan produk makanan yang terjangkau dan bergizi tinggi. Final pitch yang diselenggarakan hari ini merupakan puncak penilaian dari SUN Pitch Competition 2019 yang dimulai pada awal November lalu.
Baca Juga: Keren, Inovasi Ini Bikin Skin Care Bisa Digunakan Semua Jenis Kulit
Berdasarkan keputusan dewan juri CV. Rizano Bersaudara (Bale Sehat), keluar sebagai juara pertama, disusul oleh Morimom sebagai juara kedua, dan Calty Farm (Calty Yoghurt) sebagai juara ketiga. Ketiga pemenang akan mendapatkan total pendanaan sebesar Rp. 225 juta dan mentoring eksklusif dari SBN Indonesia dan para ahli lainnya. Selain itu, pemenang pertama akan dikirim ke Global SUN pitch Competition dalam Food Industry Asia 2020 di Singapura.