Hati-Hati, Asupan Karbohidrat dan Gula yang Tinggi Dapat Sebabkan Insomnia

Selasa, 17 Desember 2019 | 15:15 WIB
Hati-Hati, Asupan Karbohidrat dan Gula yang Tinggi Dapat Sebabkan Insomnia
Tips Atasi Insomnia ( Shutterstock )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak hanya menambah berat badan, sebuah penelitian baru menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara insomnia dengan asupan karbohidrat serta gula.

Dalam studi yang diterbitkan pada 12 Desember 2019 di American Journal of Clinical Nutrition, wanita pasca-menopause yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula olahan (seperti roti tawar dan makanan olahan) lebih mungkin mengalami insomnia, daripada mereka yang menerapkan pola makan lebih sehat.

Peneliti percaya, hal itu disebabkan oleh tingginya indeks glikemik dalam karbohidrat dan gula olahan pada makanan tersebut.

Artinya, ini dapat meningkatkan gula darah lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik rendah seperti beras merah atau sayuran.

Baca Juga: Jangan Takut Konsumsi Karbohidrat, Ini 5 Fakta yang Harus Anda Ketahui

"Ketika gula darah naik dengan cepat, tubuh Anda bereaksi dengan melepaskan insulin, dan penurunan gula darah yang dihasilkan dapat menyebabkan pelepasan hormon, seperti adrenalin dan kortisol yang dapat mengganggu tidur," kata penulis utama James Gangwisch dari Universitas Columbia.

Ilustrasi cake buah. (Shutterstock)
Ilustrasi roti dengan makanan olahan (Shutterstock)

Penelitian ini juga menunjukkan cara mencegah insomnia tanpa obat.

Melansir Insider, studi ini menemukan diet tinggi serat dengan banyak biji-bijian, buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan kesulitan tidur.

Serat dapat membantu memperlambat tingkat penyerapan glukosa dalam tubuh sehingga lonjakan gula darah dapat dicegah, lanjut Gangwisch.

"Insomnia sering diobati dengan terapi perilaku kognitif atau obat-obatan, tetapi ini bisa mahal atau membawa efek samping," lanjut Gangwich.

Baca Juga: Girlband Kpop Laboum Hindari Karbohidrat Selama 3 Tahun, Apa Bahayanya?

"Dengan mengidentifikasi faktor-faktor lain yang menyebabkan insomnia, kami mungkin menemukan intervensi langsung dan berbiaya rendah dengan efek samping yang lebih sedikit," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI