Suara.com - Drone di Tanzania Disiapkan Jadi Senjata Ampuh Lawan Malaria
Drone digunakan sebagai senjata baru dalam perang melawan Malaria di pulau Zanzibar, Tanzania.
Drone ini mulai diterapkan di desa Cheju, drone ini bekerja menyebarkan cairan silikon ke genangan air yang luas di sawah-sawah dimana nyamuk pembawa malaria bertelur.
Drone di Zanzibar digunakan untuk menyebarkan cairan silikon ke genangan air. Cairan itu kemudian membentuk lapisan tipis yang akan mencegah telur nyamuk menetas.
Baca Juga: Waspada Malaria, KKP Surabaya Minta Pengungsi Wamena Periksa Kesehatan
Dr. Bart Knols, seorang pakar entomologi medis dan pemimpin utama riset dalam Program Eliminasi Malaria Zanzibar, mengatakan metode ini bisa mengurangi secara signifikan jumlah nyamuk pembawa malaria di kawasan itu.
"Lapisan ini akan bertahan selama tiga sampai empat minggu, kemudian akan hancur sendirinya. Lalu, setelah sebulan, pasang lapisan baru di permukaan air supaya bisa mengendalikan nyamuk-nyamuk," kata Bart Knols.
Tanpa lapisan gel itu, larva akan menetas menjadi nyamuk dewasa penghisap darah. Ketika nyamuk itu menggigit manusia yang terinfeksi malaria, nyamuk menjadi vektor atau pembawa penyakit dan menularkannya ke orang lain.
Abdula Ally dari Program Eliminasi Malaria Zanzibar mengatakan di Afrika Timur, Zanzibar dan Tanzania telah lama berjuang melawan malaria. Penggunaan drone adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah itu.
"Dengan intervensi manual, kami tidak bisa menangani wilayah yang luas, tapi dengan drone berbeda," kata Abdula Ally seperti mengutip VOAIndonesia.
Baca Juga: Dunia Butuh Modal Rp 60 T Lebih untuk Basmi Malaria hingga Tahun 2050
Para pejabat mengatakan penyemprotan dengan drone merupakan cara yang terjangkau untuk mencegah nyamuk bereproduksi.