Suara.com - Kaleidoskop Kesehatan 2019: Perjuangan Ani Yudhoyono Melawan Kanker Darah
Ani Yudhoyono, istri mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat berjuang melawan penyakit kanker darah, sebelum akhirnya berpulang pada 1 Juni 2019.
Kabar Ani Yudhoyono mengalami kanker darah pertama kali diketahui melalui akun youtube SBY. Ia menyebut Ani Yudhoyono Saat itu sudah seminggu lebih Ani Yudhoyono dirawat di rumah sakit dan baru mengetahui kalau menderita kanker darah, tepatnya sejak 2 Februari 2019.
Awal Maret 2019, Ani Yudhoyono sempat diizinkan keluar ruangan dan berjalan-jalan menghirup udara luar.
Baca Juga: Kena Kanker Darah, Sinisa Mihajlovic Jalani Kemoterapi Perdana
"Alhamdulillah setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam. Terima kasih Ya Allah.... Semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua," tulis Ani Yudhoyono di instagram pribadinya.
Namun, kondisi Ani Yudhoyono kembali menurun beberapa hari belakangan. Kamis (30/5) Agus Yudhoyono pun menyampaikan bahwa Ani Yudhoyono kembali masuk ICU sejak Rabu (29/5). Ani Yudhoyono pun dipastikan meninggal dunia pada Sabtu (1/6).
Mengenal Penyakit Kanker Darah
Kanker darah pada orang dewasa, atau yang biasa disebut juga Adult acute myeloid leukemia (AML), memang tergolong penyakit yang cukup fatal.
Penyakit ini menyerang sumsum tulang yang membuatnya memproduksi myeloblast, alias sel darah putih ganas dan abnormal, yang akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kanker Darah sebagai Penyebab Kematian
Pada kanker darah akut, kondisi ini berlangsung dengan cepat. Sehingga sel darah putih yang abnormal menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, hati, limpa, dan sistem saraf pusat.
Pengobatan kemoterapi atau radiasi akibat penyakit kanker, serta paparan radiasi karena bahan-bahan kimia, turut meningkatkan risiko terserang kanker darah.
Hingga kini, belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti mengapa seseorang bisa terserang kanker darah akut. Namun, menurut beberapa penelitian, perubahan DNA dapat menyebabkan sel normal sumsum tulang untuk menjadi sel-sel leukemia.
Ketahui lebih banyak tentang kanker darah yang dialami Ani Yudhoyono di halaman berikutnya ya!
Tahapan Kanker Darah
Tahap 0 merupakan tahap di mana sel-sel normal bermutasi menjadi sel abnormal. Pada pengidap kanker darah kronis, perubahan sel normal menjadi sel kanker bisa terjadi dalam waktu lama, bahkan hingga belasan tahun.
Stadium I menandakan sudah ada sel kanker yang menyerang darah, baik itu sel darah putih, limfosit, ataupun sumsum tulang belakang.
Stadium II memperlihatkan adanya aktivitas sel kanker, terutama di kelenjar getah bening dan sumsum tulang belakang. Pada stadium ini, kelenjar getah bening mengalami pembesaran.
Stadium III menunjukkan gejala kanker darah yang sudah cukup berat. Selain memar dan mimisan, pengidap kanker darah juga akan mengalami gejalan lanjutan seperti infeksi berulang dan penurunan berat badan drastis.
Stadium IV menunjukkan kanker darah sudah mengalami metastasis. Dengan kata lain, sel kanker yang tadinya hanya ada di darah, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening akhirnya menyebar ke organ tubuh lainnya.
Pengobatan Kanker Darah
Pengobatan kanker darah dilakukan dengan melakukan sejumlah pemeriksaan terlebih dahulu untuk menentukan tipe kanker darah dan seberapa parah kanker sudah menyebar.
Dikutip dari laman HelloSehat, Beberapa bentuk pengobatan yang lazim dilakukan untuk pasien kanker darah antara lain:
1. Kemoterapi
Kebanyakan kasus kanker darah ditangani dengan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang menggerogoti tubuh pasien. Bentuk kemoterapi pun bisa berupa obat kemoterapi minum atau disuntikkan lewat infus.
2. Radiasi
Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar-X atau sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Sebelum prosesnya dimulai, Anda akan diminta untuk berbaring di atas permukaan datar, kemudian sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi ke titik-titik tertentu pada tubuh Anda.
3. Terapi target
Tidak jauh beda dengan kemoterapi, terapi target menggunakan obat tambahan lainnya untuk membantu tubuh menyerang sel kanker. Bedanya, terapi ini lebih spesifik tertuju pada bagian tubuh yang banyak terdapat sel kanker. Salah satunya, obat imatinib (Gleevec) dapat menghentikan aktivitas protein pada sel kanker sehingga penyebarannya dapat dicegah.
4. Imunoterapi
Imunoterapi berfungsi untuk membantu 'memancing' sistem imun tubuh Anda untuk melawan sel kanker. Mudahnya begini, Anda akan diberikan obat-obatan tertentu yang fungsinya untuk menguatkan sistem imun Anda. Begitu sistem imun 'baru' Anda terbentuk dan lebih kuat, maka Anda akan lebih mampu memerangi sel kanker yang menggerogoti tubuh Anda.